Gotong Royong Tangani Kemiskinan, Banyuwangi Luncurkan Gerakan Berbagi
Gotong Royong Tangani Kemiskinan, Banyuwangi Luncurkan Gerakan Berbagi. ????Upaya penanganan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi kini menjadi kesadaran bersama. Gerakan Banyuwangi Berbagi diluncurkan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Banyuwangi (beritajatim.com) – Upaya penanganan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi kini menjadi kesadaran bersama.
Gerakan Banyuwangi Berbagi diluncurkan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bergotong royong membantu sesama.
Gerakan ini melibatkan pemerintah kabupaten, TNI, Polri, instansi vertikal, BUMN, BUMD, organisasi profesi, dan pengusaha di Banyuwangi.
“Dengan gotong royong, kami meyakini penanganan kemiskinan di Banyuwangi akan lebih cepat,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (23/1/2025).
Menurut Ipuk, angka kemiskinan di Banyuwangi saat ini tercatat paling rendah sepanjang sejarah. “Berdasarkan data BPS per 2024, kemiskinan di Banyuwangi tercatat 6,54 persen. Meski rendah, bukan berarti kita berpuas diri. Kita harus menekan ini secara serius dan sistematis,” terangnya.
Gerakan Banyuwangi Berbagi dirancang sebagai instrumen penting dalam penanganan kemiskinan. Pendekatan ini menggunakan data kemiskinan berbasis nama dan alamat (by name by address) untuk memastikan intervensi yang lebih sistematis.
“Jadi, semua pihak yang terlibat dalam Gerakan Banyuwangi Berbagi ini akan mendapatkan sasaran masing-masing yang ada di data. Semua dibagi habis, sehingga tidak ada yang terlewat atau disalurkan sembarangan,” jelas Ipuk.
Lebih lanjut, Ipuk menyebutkan bahwa program ini akan melibatkan ribuan pihak dengan sasaran sekitar 18 ribu warga pra-sejahtera.
“Mereka akan berbagi sembako bagi warga miskin sesuai dengan pembagiannya. Sementara ini kami rancang program ini untuk tiga bulan ke depan. Sebagaimana kita ketahui, di awal tahun seperti ini, bansos dari pemerintah belum turun. Maka, aksi solidaritas seperti ini bisa menjadi solusi,” imbuhnya.
Selain pembagian sembako, gerakan ini juga mencakup evaluasi kondisi keluarga penerima bantuan, mulai dari aspek sosial, kesehatan, hingga akses pendidikan. Semua perkembangan akan dipantau melalui aplikasi Smart Kampung.
“Dengan data yang real-time seperti ini, kita bisa melakukan penanganan secara tepat dan terukur,” pungkas Ipuk. (ted)