Hafizah Asal Palestina Ungkap Perjuangan Menghafal Alquran di Tengah Ancaman Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hafizah asal Palestina, Lama Rami Abdel Mahsei Abuishah menjadi peserta Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional ke-4 di cabang lomba tahfiz yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Jumat (31/1/2025). Dia pun menceritakan perjuangannya menghafal Alquran di tengah konflik. 

Lama menuturkan bahwa dukungan keluarga serta komunitas Muslim di Palestina menjadi kunci keberhasilannya dalam menghafal Alquran. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, solidaritas ini memastikan generasi muda Palestina ini tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual.“Tanpa mereka, saya tak mungkin berdiri di sini,” ujar Lama.

Lama mulai menghafal Alquran sejak kecil di Zeid bin Tabak Center, lembaga pendidikan yang berlokasi di pelataran Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Pusat pendidikan ini memiliki program khusus yang membantu menjaga hafalan santri, termasuk ujian berkala yang mengantarkannya hingga ke kompetisi bergengsi ini.“Keluarga dan guru-guru saya adalah pilar utama yang memotivasi saya, selain tentunya keikhlasan karena Allah,” ucap dia.

Selain menghadapi tantangan dalam menghafal, Lama dan para hafiz di Palestina juga harus berjuang menghadapi kondisi perang yang tidak menentu. Dia menegaskan bahwa Alquran menjadi penopang moral di tengah konflik berkepanjangan.

“Terkadang pendudukan (tentara Israel) membuat kami tidak dapat memasuki Masjid Al-Aqsa. Meski demikian, Alquran tetap menjadi sumber harapan dan kekuatan bagi kami,” kata Lama.

Dalam MTQ Internasional ini, dia pun menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Indonesia selama keikutsertaannya dalam lomba membaca dan menghafal Alquran tersebut.

Delegasi asal Yerusalem ini juga mengungkapkan pengalaman berharga serta tantangan dalam perjalanan spiritualnya menghafal Alquran.