INFOGRAFIK: Indonesia Incar Impor Minyak dari Rusia

Saat ini Rusia kesulitan mengekspor minyak lantaran diembargo sejumlah negara Uni Eropa sejak pecah perang dengan Ukraina pada 2022.

INFOGRAFIK: Indonesia Incar Impor Minyak dari Rusia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang impor minyak mentah dari Rusia. Hal ini setelah Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh kelompok ekonomi negara BRICS. 

“Ketika kita bangun dengan BRICS, dan kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia. Selama itu sesuai aturan dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil, Jumat, 10 Januari lalu.

BRICS merupakan perkumpulan negara-negara blok ekonomi yang awalnya diinisiasi Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Keanggotaan BRICS meluas pada negara-negara berkembang besar hingga kini mencakup 10 negara.

Bergabungnya Indonesia dalam BRICS membuka peluang ekonomi Indonesia termasuk dalam memperluas pasar ekspor dan mengakses sumber energi migas yang murah. Pasalnya, salah satu anggotanya, Rusia, merupakan eksportir minyak terbesar kedua dunia setelah Arab Saudi. Rusia setidaknya menyumbang 9,1% dalam total ekspor minyak mentah global.

Pada 2022, beberapa negara termasuk Uni Eropa, Inggris, Australia, AS, hingga Kanada mengembargo impor minyak dari Rusia akibat invasi Rusia ke Ukraina. Embargo dari negara-negara barat ini kemudian membuat Rusia menggeser pangsa pasar minyaknya ke negara non Barat seperti China dan India dengan harga rendah.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa membeli minyak dari Rusia merupakan langkah positif yang berpotensi menguntungkan Indonesia.

“Kalau kita dapat lebih murah US$20 atau US$22, kenapa tidak? Tapi tentu hati-hati melihat ini dengan bagus,” kata Luhut, Kamis, 9 Januari.

Sampai saat ini, produksi minyak mentah Indonesia terus menurun di tengah angka konsumsi yang terus naik. Pada 2023 lalu, produksi tahunan minyak mentah Indonesia mencapai 221,1 juta barel, turun tipis 1,1% dari 2022. 

Salah satu penyebabnya adalah kapasitas pengolahan kilang minyak Indonesia yang masih terbatas, dengan rata-rata 700 ribu sampai 800 ribu barel per harinya. Angka ini hanya sekitar 50% dari kebutuhan dalam negeri.

Hal ini menyebabkan Indonesia masih perlu bergantung pada impor minyak mentah. Tahun 2023, impor minyak Indonesia mencapai 132,4 juta barel. Mayoritas negara-negara asal impor minyak Indonesia adalah negara-negara OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) seperti Nigeria dan Arab Saudi.