ISEI dukung Astacita dengan fokus pada lima program strategis

Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen mendukung program Astacita dengan berfokus pada lima program ...

ISEI dukung Astacita dengan fokus pada lima program strategis
Ke depan, ISEI berkomitmen untuk bersinergi dan mendukung program Astacita pemerintah, dengan fokus pada lima program strategis

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) berkomitmen mendukung program Astacita dengan berfokus pada lima program strategis utama.

"Ke depan, ISEI berkomitmen untuk bersinergi dan mendukung program Astacita pemerintah, dengan fokus pada lima program strategis," kata Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo dalam pidatonya saat acara diskusi, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Adapun lima program strategis mencakup; pertama, menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Kedua, mengembangkan program hilirisasi SDA dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian.

Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi yang terintegrasi sebagai wujud Astacita ke-3.

Keempat, mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusivitas perekonomian dan keuangan.

Kelima, penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui program sertifikasi profesi melalui Lamemba dan lembaga lainnya yang turut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah.

"Berbagai tantangan global dan domestik saat ini menjadi tantangan ISEI sebagai leading think-tank perekonomian nasional; dan itu membutuhkan peningkatan dan penguatan program kerja ISEI ke depan di berbagai bidang, serta penguatan dalam struktur organisasi ISEI di pusat dan di cabang," terangnya.

Selain itu, Perry menyampaikan agar ISEI terus berinovasi dan berdampak positif bagi perekonomian, ISEI perlu didukung oleh beberapa langkah kunci.

Pertama, ISEI harus menjadi wadah bersama para ekonom Indonesia dengan semangat sinergi Akademisi, Bisnis, dan Government (ABG).

Kedua, berbagai program ISEI dilakukan dengan bersinergi dengan berbagai kalangan ABG sehingga membawa kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Terakhir, ISEI sebagai wadah pengembangan profesi sehingga kelembagaan ISEI bekerja sama dengan Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (Lamemba), Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII) dan lainnya untuk mengembangkan kapabilitas para ekonom Indonesia.

Berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dikeluarkan International Institute for Management Development (IMD), peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-34 menjadi ke-27.

Peningkatan kinerja ekonomi yang signifikan tersebut tidak terlepas dari peran peningkatan daya saing khususnya di sektor industri.

Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai (value chain), baik lingkup global maupun domestik.

Indonesia juga menghadapi masalah di sektor pangan, di mana kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III-2024 mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 persen.

Di sisi lain, angka malnutrisi masih mencapai 17,7 persen dari total populasi menurut UNICEF. Situasi ini menunjukkan urgensi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.

“Dalam konteks ini, program Astacita yang dicanangkan pemerintah penting dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas, termasuk adopsi teknologi pertanian modern dan perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food dan mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk mendorong sisi permintaan menjadi relevan mengarahkan Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan,” papar Perry.

Berdasarkan laporan Bank Dunia (2022), Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53. Hal ini mengartikan bahwa anak Indonesia rata-rata hanya akan mencapai 53 persen dari potensi produktivitasnya saat dewasa.

Perry memandang hal ini diperburuk pasca-pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (lag of education) selama lebih dari dua tahun bagi sebagian besar pelajar.

“Sebagai bagian dari Astacita program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah unggulan di daerah dan pengembangan riset menjadi prioritas yang harus diakselerasi untuk meningkatkan daya saing bangsa,” terangnya.

Dalam konteks ini, Perry menambahkan Indonesia harus mengadopsi strategi yang adaptif dan inovatif, seperti memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi sektor ekonomi.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025