Kembangkan Kampung Jahit di Porong Sidoarjo, Dosen Universitas Ciputra Diganjar Penghargaan
Kembangkan Kampung Jahit di Porong Sidoarjo, Dosen Universitas Ciputra Diganjar Penghargaan. ????Dr Sri Nathasya Br Sitepu, Dosen Program International Business Management (IBM) Universitas Ciputra (UC) Surabaya meraih penghargaan Dosen Pendamping Terinovatif. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Dr Sri Nathasya Br Sitepu, Dosen Program International Business Management (IBM) Universitas Ciputra (UC) Surabaya meraih penghargaan sebagai Dosen Pendamping Terinovatif Terbaik ke-1 dalam kompetisi Abdidaya Ormawa 2024.
Penghargaan ini diberikan atas inovasinya dalam mendampingi tim mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya dalam mengembangkan program Kampung Jahit Arumpreneur di Desa Glagaharum, Porong, Sidoarjo.
Nathasya menjelaskan bahwa program Kampung Jahit Arumpreneur ini bertujuan untuk memberdayakan ibu rumah tangga yang terdampak Lumpur Lapindo agar menjadi pelaku usaha mandiri di bidang busana Muslim.
Melalui pelatihan menjahit, produksi gamis, dan pemasaran, ibu-ibu rumah tangga di Desa Glagaharum kini dapat meningkatkan pendapatan hingga Rp1.500.000 per bulan, membuka butik, dan menjalin kemitraan bisnis.
“Program Kampung Jahit Arumpreneur ini sekaligus menegaskan peran penting pendidikan tinggi dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Nathasya, Selasa (19/11/2024).
Ia menerangkan, program ini mengintegrasikan tiga aspek utama. Pertama, Sustainable Development Goals (SDGs), di mana membantu mengurangi kemiskinan (SDGs 1), menciptakan pekerjaan layak (SDGs 8), dan menyediakan pendidikan berkualitas (SDGs 4).
Kedua, pemanfaatan Teknologi dan AI. Peserta dilatih menggunakan aplikasi desain dan pemasaran digital seperti Canva, Pinterest, Shopee, dan TikTok.
Ketiga, nilai IPE (Integritas, Profesionalisme, dan Entrepreneurship). Hal ini diterapkan dalam setiap sesi pelatihan untuk membangun budaya kerja yang profesional dan saling menghargai.
Nathasya menambahkan, program ini juga mengatasi tantangan ekonomi di Desa Glagaharum akibat kehilangan pekerjaan utama sebagai petani.
Sekarang, ibu rumah tangga di desa tersebut telah berhasil mengembangkan usaha, menciptakan lapangan kerja baru, dan menghasilkan produk-produk unggulan.
Nathasya berharap prestasi ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan tinggi. [ipl/beq]