Kemenkes bakal buat pedoman desa siaga TB guna akselarasi eliminasi TB

Kementerian Kesehatan mengatakan, dalam upaya eliminasi TB seperti yang dimandatkan Program Hasil Terbaik Cepat ...

Kemenkes bakal buat pedoman desa siaga TB guna akselarasi eliminasi TB
Inovasi tersebut diharapkan dapat diadopsi oleh daerah-daerah lainnya

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, dalam upaya eliminasi TB seperti yang dimandatkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC/quick win), pihaknya akan membuat pedoman terkait desa/kampung siaga TB.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ina Agustina Isturini mengatakan, pelibatan masyarakat secara aktif merupakan salah satu poin penting dalam upaya eliminasi TB.

Baca juga:

"Mengingat angka TB yang tinggi di Indonesia, penguatan penanganan TB pada desa siaga akan menjadi sebuah inovasi yang sangat baik, terutama untuk daerah-daerah dengan beban kasus TB tinggi," ujar Ina.

Dia menambahkan, desa siaga merupakan salah satu program Kemenkes yang sudah ada sejak lama. Ina menyebut pihaknya menyambut baik inovasi sejumlah provinsi mengembangkan desa/kampung siaga TB, seperti yang dilakukan di Provinsi DK Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta.

"Inovasi tersebut diharapkan dapat diadopsi oleh daerah-daerah lainnya," katanya.

Adapun tantangan terkait pengembangan desa siaga TB, katanya, adalah komitmen pemerintah daerah serta seluruh stakeholder terkait untuk membentuk dan membina kampung/desa siaga TB tersebut.

Ina menuturkan, TB merupakan penyakit menular yang dapat menyebar bila tidak segera ditemukan dan diobati. Penyakit itu dapat disembuhkan, katanya, selama penyandangnya menjalani pengobatan sesuai petunjuk tenaga medis.

"Pengobatannya membutuhkan waktu 6 bulan hingga lebih dari setahun, sehingga dukungan dari masyarakat akan sangat dibutuhkan bagi keberhasilan pengobatan pasien TB," dia menambahkan.

Baca juga:

Penyakit itu, katanya, dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta meminum TPT (terapi pencegahan TBC) bagi kontak erat, kontak serumah, dan populasi berisiko lainnya yang berdasarkan pemeriksaan eligible untuk mendapatkan terapi pencegahan.

Dia menyebutkan, data per awal Januari 2025 kasus TB, notifikasi kasus TB pada 2024 sebanyak sekitar 860 ribu dari estimasi 1.092.000 kasus. Sedangkan pada 2023, katanya, notifikasi sebanyak sekitar 820 ribu dari estimasi kasus TB 1.060.000.

"Terlihat bahwa terjadi peningkatan proporsi penemuan kasus dan pengobatan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan sinyal baik, bahwa orang-orang yang sakit dapat ditemukan sehingga bisa diobati dan mencegah penularan lebih lanjut," katanya.

Meski demikian, ujarnya, angka tersebut belum mencapai target yang ditetapkan, sehingga dibutuhkan sejumlah terobosan dan strategi percepatan, termasuk salah satunya mengintegrasikan skrining TB ke dalam daftar penyakit yang diskrining dalam Pemeriksaan Kesehatan Gratis.

"TB bukan akhir cerita. Makin cepat periksa, makin cepat berobat, makin cepat sehat," katanya.

Baca juga:

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025