Komnas HAM Buka Peluang Bawa Kasus Penembakan WNI di Malaysia ke Forum HAM Asia Tenggara

Komnas HAM buka peluang bakal membawa kasus penembakan lima WNI di Malaysia ke forum Komnas HAM Asia Tenggara (SEANF).

Komnas HAM Buka Peluang Bawa Kasus Penembakan WNI di Malaysia ke Forum HAM Asia Tenggara

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membuka peluang bakal membawa kasus penembakan lima di ke forum (South East Asia National Human Rights Institutions Forum - ). 

Diketahui, menjabat sebagai ketua umum periode 2024-2025. 

SEANF merupakan jaringan lembaga hak asasi manusia yang terdiri dari negara-negara .

Seperti , Thailand, Filipina, Timor Leste dan Myanmar. 

Komnas HAM juga membuka kemungkinan bakal melakukan koordinasi dengan SUHAKAM (Komnas HAM ). 

"Komnas HAM membuka kemungkinan untuk melakukan koordinasi dengan SUHAKAM (Komnas HAM ) baik secara bilateral maupun melalui , sesuai yurisdiksi dan kewenangan masing-masing," ungkap Ketua , Atnike Nova Sigiro, Sabtu (2/2/2025), dikutip dari Kompas.com. 

Atnike mengatakan, pihaknya akan terus mendesak pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada 5 yang menjadi korban penambakan polisi , 24 Januari 2025 lalu. 

"Komnas HAM akan melakukan langkah-langkah untuk mendorong agar pemerintah Indonesia melakukan upaya perlindungan bagi lima orang PMI yang menjadi korban dalam kasus penembakan yang terjadi di ini," ujarnya. 

Komnas HAM juga meminta pemerintah Indonesia untuk memastikan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia (HAM) terhadap para pekerja migran lainnya.

"Hal ini sebagaimana dijamin dalam Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya yang sudah diratifikasi pemerintah Indonesia sejak 2012," tambahnya.

Malaysia Didesak Usut Tuntas

Baca juga:

Di sisi lain, otoritas juga diminta untuk segera mengusut tuntas kasus ini. 

"Kami mendesak pemerintah agar kasus ini diusut tuntas," kata Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira, Sabtu (1/2/2025).

Andreas juga meminta agar kasus penembakan tersebut menjadi pelajaran bagi semua yang ingin bekerja di luar negeri.