Laba BRI Naik Tipis Jadi Rp 60,15 Triliun pada 2024

BRI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60, 15 triliun.

Laba BRI Naik Tipis Jadi Rp 60,15 Triliun pada 2024

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 60,15 triliun. Laba bank pelat merah ini hanya mampu menumbuhkan laba 0,09% dibandingkan periode sebelumnya yakni Rp 60,1 triliun.

Melansir laporan keuangan BRI di media massa, perusahaan mencatatkan kerugian penurunan nilai aset atau impairment Rp 41,75 triliun pada 2024, naik dari tahun sebelumnya Rp 29,52 triliun. Selain itu, BRI membukukan sejumlah beban lain yang berdampak negatif terhadap kinerjanya.

BRI membukukan beban tenaga kerja Rp 39,18 triliun, lalu beban promosi Rp 2,73 triliun, dan beban lainnya yakni Rp 54,83 triliun. Beban operasional BRI mencapai 66,72 triliun, secara total rugi operasional BRI mencapai Rp 78,58 triliun.

Bank pelat merah ini mencatatkan pendapatan bunga Rp 199,26 triliun, pendapatannya naik dibandingkan sebelum Rp 181,21 triliun. Namun beban bunga BRI mencapai Rp 57,2 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih yakni Rp 142,05 triliun.

BRI mencatatkan penyaluran kredit dan pinjaman syariah sebesar Rp 1.348,20 triliun. Angka penyaluran kredit naik 7,98% pada 2024 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.248,51 triliun. Adapun total kredit UMKM yang disalurkan oleh BRI tercatat sebesar Rp 1.110,37 triliun.

Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan pinjaman syariah, BRI mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. Selain itu, BRI turut membukukan NPL coverage di level 215,01%.

BRI mencatatkan total dana pihak ketiga Rp 1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 67,30%. Oleh karena itu, BRI mencatat rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi BRI sebesar 89,39%. Adapun aset BRI naik 1,42% menjadi Rp 1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024.