Masyarakat Badui gunakan kayu bakar untuk masak
Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak sesuai aturan adan ...
Lebak (ANTARA) - Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak sesuai aturan adan sehingga tidak berdampak adanya kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram.
"Kita sejak dulu hingga kini untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar," kata Santa (55) warga Badui yang tinggal di Kampung Cipiit Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Senin.
Masyarakat Badui tidak diperbolehkan untuk keperluan memasak memakai gas elpiji 3 kg, meski gas tersebut bersubsidi.
Penggunaan gas melon tersebut tentu bertentangan dengan adat setempat, sehingga masyarakat Badui untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar.
Ketersediaan kayu bakar di kawasan pemukiman Badui maupun di kebun dan ladang melimpah.
Baca juga:
Oleh karena itu, masyarakat Badui Luar dan Badui Dalam yang berpenduduk di sekitar 4.000 kepala keluarga untuk keperluan memasak menggunakan kayu bakar.
Penggunaan kayu bakar itu manfaatnya ramah lingkungan dan dapat mengirit ekonomi keluarga.
"Kayu-kayu bakar yang kering itu disimpan di dapur dan kemudian dijadikan bahan bakar untuk memasak gorengan, sayuran , nasi hingga air minum," kata Santa.
Nani (25) putri Santa mengatakan dirinya hingga kini untuk keperluan memasak menggunakan bahan bakar kayu yang diperoleh dari kebun dan ladang.
Ia setiap hari ke kebun dan ke ladang, selain menanam padi huma, palawija dan hortikultura juga mencari kayu bakar untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Kayu bakar itu dari pepohonan dan ranting yang sudah ditebang untuk pembukaan ladang dan kebun.
Baca juga:
"Kami bersama warga Badui lainnya tidak berdampak adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg," kata Nani.
Sejumlah warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mendatangi agen resmi penjualan gas elpiji 3 kg, namun sudah habis.
Pembelian gas elpiji bersubsidi tersebut disertai identitas KTP dan dilayani hanya satu unit gas per KTP untuk mencegah terjadi penimbunan.
"Kita bingung sejak dua hari terakhir mencari gas elpiji di3 kg di agen resmi di wilayah Rangkasbitung selalu habis," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Yani mengatakan pihaknya mengapresiasi warga Badui menggunakan kayu bakar dan tidak memakai gas bersubsidi 3 kg.
Namun, pihaknya juga menjamin dengan sistem penjualan gas elpiji 3 kg melalui agen resmi dapat terpenuhi ketersediaan gas tersebut.
"Kami minta warga tidak panik atas kelangkaan gas melon itu dan dipastikan terpenuhi permintaan masyarakat," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025