Mendeteksi Penyakit Alzheimer? Mudah Kok, Gunakan Selai Kacang

alodokterPeneliti di University of Florida telah menemukan tes sederhana dan non-invasif menggunakan selai kacang yang dapat membantu mendeteksi penyakit Alzheimer (AD) pada tahap awal.Tes tersebut, yang mengukur seberapa baik...

Mendeteksi Penyakit Alzheimer? Mudah Kok, Gunakan Selai Kacang
alodokter
alodokter

Peneliti di University of Florida telah menemukan tes sederhana dan non-invasif menggunakan selai kacang yang dapat membantu mendeteksi penyakit Alzheimer (AD) pada tahap awal.

Tes tersebut, yang mengukur seberapa baik seseorang dapat mencium dengan setiap lubang hidung, dapat memberikan cara yang cepat dan terjangkau untuk mengidentifikasi penyakit tersebut sebelum gejalanya menjadi parah.

Diagnosis dini Alzheimer penting karena dapat membantu memperlambat efek penyakit, meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan pasien untuk mengambil bagian dalam uji klinis untuk perawatan baru.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa Alzheimer memengaruhi kemampuan otak untuk memproses bau, terutama di area yang bertanggung jawab untuk mendeteksi bau.

Pasien Alzheimer sering mengalami lebih banyak kerusakan pada sisi kiri otak daripada sisi kanan.

Karena itu, para peneliti menduga bahwa orang dengan Alzheimer mungkin memiliki indra penciuman yang lebih lemah di lubang hidung kiri mereka dibandingkan dengan yang kanan.

Untuk menguji gagasan ini, para peneliti melakukan tes penciuman sederhana.

Mereka meneliti 18 orang yang mungkin menderita Alzheimer, 24 orang dengan gangguan kognitif ringan, 26 orang dengan bentuk demensia lain, dan 26 orang sehat.

Setiap peserta diminta untuk mencium selai kacang dengan satu lubang hidung pada satu waktu sementara lubang hidung lainnya ditutup.

Selai kacang diletakkan pada jarak 30 cm dari hidung dan didekatkan 1 cm pada satu waktu hingga peserta dapat mencium baunya.

Para peneliti kemudian mengukur seberapa jauh jarak selai kacang saat orang tersebut pertama kali mencium baunya.

Hasilnya menunjukkan perbedaan yang jelas pada orang dengan Alzheimer. Lubang hidung kiri mereka hanya dapat mencium bau pada jarak rata-rata 5,1 cm, sedangkan lubang hidung kanan mereka mendeteksinya pada jarak 17,4 cm.

Pola ini tidak ditemukan pada orang dengan gangguan kognitif ringan, jenis demensia lain, atau orang sehat.

Temuan ini menunjukkan bahwa uji bau selai kacang dapat berfungsi sebagai alat yang berguna dan murah untuk membantu mendiagnosis penyakit Alzheimer.

Karena cepat, tidak invasif, dan mudah dilakukan, tes ini dapat sangat berguna di klinik yang tidak menyediakan tes yang lebih canggih.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan efektivitasnya pada kelompok orang yang lebih besar.

Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Neurological Science dan dipimpin oleh Jennifer J. Stamps dan timnya.

Penelitian mereka menawarkan langkah yang menjanjikan menuju deteksi dini penyakit Alzheimer menggunakan bahan rumah tangga sederhana—selai kacang.