Netanyahu Tersenyum Lebar dengan Rencana Trump Ambil Alih Gaza, Sebut Ide yang Luar Biasa
PM Israel, Benjamin Netanyahu senang mendengar rencana Presiden AS, Donald Trump yang ingin mengambil alih Gaza dan mengusir warga Palestina.
TRIBUNNEWS.COM - Rencana Presiden AS, untuk mengambil alih disambut baik oleh Perdana Menteri , .
Netanyahu mengatakan tidak ada yang salah dengan gagasan Trump untuk mengusir warga dari Gaza.
Padahal, dunia telah mengecam gagasan Trump untuk mengambil alih Gaza.
Menurut Netanyahu, warga di Gaza dapat pergi dan kembali lagi ke wilayah kantong itu.
Karena, lanjutnya, Gaza perlu dibangun kembali setelah perang yang berkecamuk di kantong tersebut selama hampir 16 bulan.
"Ide sebenarnya adalah mengizinkan warga Gaza yang ingin pergi untuk pergi," ujar Netanyahu kepada Fox News.
"Maksud saya, apa yang salah dengan itu? Mereka dapat pergi, mereka kemudian dapat kembali, mereka dapat pindah dan kembali lagi. Namun, Anda harus membangun kembali Gaza," lanjutnya.
Ide Trump untuk mengambil alih Gaza, kata Netanyahu, adalah ide yang luar biasa dan harus benar-benar dikejar.
Karena menurutnya, hal itu harus dilakukan demi menciptakan masa depan yang berbeda untuk setiap orang.
"Saya pikir itu harus benar-benar dikejar, diteliti, diusahakan dan dilaksanakan, karena saya pikir itu akan menciptakan masa depan yang berbeda untuk setiap orang," ungkap Netanyahu.
Baru dua minggu menjabat, Trump menghancurkan kebijakan AS selama puluhan tahun dengan pengumuman samar yang mengatakan bahwa ia membayangkan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah".
Baca juga:
Menurut Trump, masyarakat internasional dapat hidup berdampingan setelah hampir 16 bulan pemboman menghancurkan jalur pantai tersebut.
Dikutip dari Al Arabiya, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt memuji usulan Gaza sebagai pemikiran "di luar kebiasaan" yang bersejarah.
Pada saat yang sama, Leavitt menarik kembali pernyataan Trump sebelumnya bahwa warga Gaza perlu dimukimkan kembali secara permanen di negara-negara tetangga.