Palestina Desak DK PBB Bertindak Setop Kejahatan Isrel di Tepi Barat
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Kementerian Luar Negeri Palestina telah meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bertindak menghentikan kejahatan penjajah Israel di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Seruan ini dilakukan menyusul...
![Palestina Desak DK PBB Bertindak Setop Kejahatan Isrel di Tepi Barat](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/_250124091316-688.png)
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Kementerian Luar Negeri Palestina telah meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bertindak menghentikan kejahatan penjajah Israel di wilayah dan Yerusalem Timur. Seruan ini dilakukan menyusul serbuan Israel di Tepi Barat yang sudah berjalan beberapa pekan belakangan.
Dalam pernyataan yang dibagikan di X, kementerian tersebut mengingatkan anggota bahwa mereka adalah pihak dalam Konvensi Jenewa dan rekomendasi dari pendapat penasihat Mahkamah Internasional baru-baru ini.
Pernyataan tersebut memberikan contoh tindakan ilegal Israel baru-baru ini, seperti pendirian sekitar 800 pos pemeriksaan militer dan gerbang besi untuk “mengendalikan pergerakan warga Palestina dan menerapkan hukuman yang lebih kolektif terhadap mereka”.
Kementerian tersebut juga mengatakan telah terjadi “peningkatan nyata dalam kejahatan penghancuran rumah” di Yerusalem dan Tepi Barat yang mengarah pada “pembersihan dan perpindahan etnis”. Sementara legalisasi pos-pos terdepan semakin mengisolasi Yerusalem dan komunitas lain dari lingkungan Palestina.
Amjad Abu El Ezz, dari Universitas Arab Amerika di Ramallah, mengatakan niat Israel adalah mengendalikan semua kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki. “Ini adalah operasi militer terbesar sejak… 2003… Mereka telah mengorganisir operasi militer semacam ini sejak 7 Oktober,” kata El Ezz kepada Aljazirah.
“Jadi, jumlah tentara, senjata berat, tank yang dikerahkan beberapa hari lalu menunjukkan bahwa ini adalah bagian dari strategi yang lebih luas bagi tentara Israel untuk mengendalikan Tepi Barat dan terutama mengendalikan lebih dari 22 kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat,” katanya.
Kamp-kamp ini “dianggap sebagai pusat perlawanan Palestina” di Tepi Barat yang diduduki, kata El Ezz. Para pejabat militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan kamp-kamp tersebut untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina menyebar ke kota-kota seperti Ramallah, namun “semua orang tahu bahwa kamp-kamp tersebut mewakili bagian penting dari sejarah dan perjuangan Palestina, [menjadikan] mereka sebagai titik fokus perhatian Israel”, tambahnya.
Pada rabu, pasukan Israel telah menggerebek kamp pengungsi Arroub, dekat kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki, dan melakukan penangkapan “besar-besaran” di sana, menurut Aljazirah Arabia.
Para tentara menyerang beberapa tahanan dan juga menyerbu pusat kesehatan UNRWA di kamp tersebut. Serangan itu terjadi di tengah operasi militer skala besar Israel yang menargetkan kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki.
Pasukan Israel yang mengambil bagian dalam serangan, yang dijuluki “Tembok Besi”, telah menewaskan puluhan warga Palestina dan membuat lebih dari 40.000 orang dari kamp Jenin, Tulkarem, Nur Shams dan Far’a mengungsi. Mereka juga telah menghancurkan puluhan rumah dan menghancurkan infrastruktur penting di seluruh kamp, termasuk jalan, jaringan air dan listrik.