Menaker: Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah Kunci Utama Produktivitas Nasional

Menaker Yassierli menekankan bahwa budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas nasional.

Menaker: Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah Kunci Utama Produktivitas Nasional

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, menekankan bahwa budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas nasional. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara Safety Town Hall Meeting yang digelar oleh PT PLN (Persero) di Jakarta pada Rabu (12/2/2025) dalam rangka peringatan Bulan K3 Nasional 2025.

Menaker menyoroti tentang berbagai tantangan di sektor ketenagakerjaan, termasuk tingginya angka kecelakaan kerja yang mencapai 370.747 kasus pada 2023. “Kecelakaan kerja tidak hanya berdampak pada pekerja, tetapi juga menghambat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Menaker mengajak semua pihak untuk menerapkan pendekatan people-centric safety, yaitu keselamatan yang tidak hanya tentang mencegah kecelakaan, tetapi juga membangun lingkungan kerja yang mendukung partisipasi aktif para pekerja.

“Keselamatan harus memberikan ruang bagi pekerja untuk berbicara, belajar, dan berkontribusi tanpa rasa takut,” tuturnya.

Ia juga memaparkan strategi Kemnaker periode 2024-2029, yang mencakup peningkatan kompetensi tenaga kerja, perluasan lapangan kerja, serta penguatan kesejahteraan dan perlindungan pekerja. Salah satu inisiatif utama adalah Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional, yang bertujuan memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia di tingkat global.

“Kami berkomitmen menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, berdaya saing, dan berorientasi pada keselamatan. Ini adalah langkah penting menuju Indonesia yang lebih produktif dan sejahtera,” ucap Menaker.

Baca juga:

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa keselamatan kerja merupakan prioritas utama. Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 200 ribu orang, tantangan dalam menerapkan K3 tidak hanya sebatas individu, tetapi juga pada sistem, budaya, dan kesadaran kolektif.

“Kami tidak hanya menata ulang proses bisnis layanan, tetapi juga aspek K3 pegawai. Keselamatan bukan sekadar prosedur formal, tetapi bagian dari budaya kerja di PLN,” kata Darmawan.

Ia menyebut PLN telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan standar keselamatan kerja, di antaranya digitalisasi K3 yang memastikan setiap langkah pekerjaan dapat dilaporkan, dipantau, dan dievaluasi secara real-time; peningkatan pengawasan manajemen, yaitu setiap pejabat wajib mengawasi langsung pelaksanaan K3 di unitnya; serta kontrak K3 dengan vendor untuk memastikan seluruh mitra kerja PLN mematuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan.

“Kami tidak akan berhenti sampai di sini. PLN terus berupaya menekan angka kecelakaan hingga mencapai Zero Accident. Keselamatan bukan hanya sekadar formalitas, tetapi sebuah tanggung jawab yang harus diterapkan secara totalitas di lapangan,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, turut diperkenalkan aplikasi HSSE Mobile, yang dirancang untuk mempermudah pengguna dalam melaporkan insiden, mengelola izin kerja, serta memverifikasi kontrol kritis secara lebih efisien melalui perangkat seluler.

Dengan berbagai fitur yang tersedia, HSSE Mobile berperan dalam meningkatkan budaya keselamatan di organisasi, memperbaiki komunikasi, serta memastikan kepatuhan terhadap protokol keselamatan yang telah ditetapkan. (*)

Baca juga: