Atap Dua Kelas SD di Jember Ambruk Saat Hujan Deras, Beruntung Tidak Ada Korban
KLIKJATIM.Com | Jember – Atap dua ruang kelas di SDN Curahnongko 4, Kecamatan Tempurejo, Jember, ambruk pada Sabtu pagi (8/2/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian ini, karena para siswa sempat dievakuasi sebelum atap runtuh. The post Atap Dua Kelas SD di Jember Ambruk Saat Hujan Deras, Beruntung Tidak Ada Korban appeared first on KlikJatim.com.
![Atap Dua Kelas SD di Jember Ambruk Saat Hujan Deras, Beruntung Tidak Ada Korban](https://klikjatim.com/wp-content/uploads/2025/02/1739089143187.jpg)
Petugas kepolisian dan TNI meninjau SDN Curahnongko 4 yang atapnya runtuh (Hatta/Klikjatim.com)
| Jember – Atap dua ruang kelas di SDN Curahnongko 4, Kecamatan Tempurejo, , ambruk pada Sabtu pagi (8/2/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. Beruntung, tidak ada korban dalam kejadian ini, karena para siswa sempat dievakuasi sebelum atap runtuh.
Kepala sekolah sebelumnya telah mengantisipasi kejadian ini setelah melihat kondisi atap ruang kelas 1 dan 2 yang tampak rapuh dan berisiko ambruk.
Menyusul insiden tersebut, perangkat Desa Curahnongko bersama Bhabinkamtibmas Polsek Tempurejo dan Babinsa Koramil setempat segera meninjau lokasi kejadian.
“Atap yang terbuat dari galvalum sudah terlihat retak. Kepala sekolah menyadari hal itu dan langsung menginstruksikan siswa untuk keluar dari ruangan sebelum atap benar-benar roboh,” ujar Sekretaris Desa Curahnongko, Winarto, saat dikonfirmasi pada Minggu (9/2/2025).
Saat kejadian, terdapat dua siswa di ruang kelas 1 dan tiga siswa di ruang kelas 2. Berkat kesigapan pihak sekolah, mereka berhasil dievakuasi dengan selamat.
“Begitu atap ambruk, Alhamdulillah tidak ada korban,” tambah Winarto.
Ia mengungkapkan bahwa dua ruang kelas tersebut terakhir direnovasi pada tahun 2009.
“Sejak sebulan terakhir, setiap turun hujan, atapnya bocor. Karena itu, setiap hujan deras, siswa di kelas tersebut selalu kami keluarkan untuk menghindari risiko,” ujarnya.
Atap kelas akhirnya runtuh bersamaan dengan hujan lebat dan angin kencang. “Kondisinya memang sudah tidak kuat, genteng dan galvalumnya tidak mampu lagi menahan beban,” jelasnya.
Diperkirakan, luas atap yang ambruk sekitar 7×8 meter, dengan estimasi kerugian mencapai Rp 100 juta.
“Dari kejadian ini, kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak dan telah melaporkannya ke K3S serta Dinas Pendidikan untuk penanganan lebih lanjut,” pungkas Winarto. (qom)