Jakarta (ANTARA) - Paparan visi, misi dan program kerja serta
jawaban ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta dalam debat terakhir Pilkada Jakarta pada Minggu
(17/11) dinilai jelas dan menarik.Hal itu disampaikan Direktur
Eksekutif The Indonesian Institute, Center for Public Policy
Research (TII) Adinda Tenriangke Muchtar di Jakarta,
Senin.Dia juga menilai, debat bertema "Tata Kota dan Perubahan
Iklim” itu dihadapi ketiga pasangan calon (paslon) dengan lebih
siap dibandingkan debat sebelumnya."Paparan dari para paslon
terlihat lebih siap di debat pamungkas ini, baik berupa narasi
cerita humanis tentang tata kota dan lingkungan, data yang
menyertainya serta inklusi dan kolaborasi, plus program kerja
yang jelas, inovatif dan berkelanjutan," kata Adinda.
Baca juga: Pemaparan seperti ini, kata Adinda,
juga patut diapresiasi karena acara debat yang diselenggarakan
KPU Provinsi Jakarta memperbolehkan para paslon untuk
mempresentasikan gagasannya dengan informasi visual berupa foto
maupun gambar.Selain itu paslon diperbolehkan membaca
materi presentasinya maupun jawabannya sesuai dengan subtema
pertanyaan yang dilontarkan.Menurut Adinda, hal ini memungkinkan
proses debat pamungkas berjalan efektif dan optimal karena debat
yang merupakan bagian dari kesempatan para paslon untuk
menyampaikan kampanye yang informatif bukan didasarkan pada
hal-hal di luar kepala para paslon."Namun bagaimana mereka
memaparkan posisi dan program kerja mereka secara meyakinkan dan
faktual serta realistis terkait isu kebijakan yang diangkat dalam
tiap debat," katanya.
Baca juga:
Selain itu, adanya video tentang topik terkait
dan aspirasi warga Jakarta juga menarik untuk memberi konteks
bagi para paslon sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan."Di
sisi lain, dengan segala paparan tentang visi, misi, dan program
yang terkesan menjanjikan tersebut, pemilih Jakarta tetap harus
kritis dalam menilai kampanye para paslon tersebut," katanya.Hal
ini penting untuk mendorong pemilih, bukan hanya untuk memiliki
harapan dan optimisme akan pemimpin Jakarta mendatang. "Namun
juga berpikir kritis apa janji kampanye tersebut memang realistis
dan dapat direalisasikan, bukan sebatas janji manis kampanye
semata," katanya.Harapannya, dengan informasi yang ada, baik
lewat kampanye maupun debat selama ini, pemilih juga teredukasi
dan terinformasi dengan baik serta dapat menentukan pilihan
dengan mempertimbangkan janji kampanye yang tepat sasaran sesuai
aspirasi warga Jakarta, kontekstual dan realistis."Bukan populis
dengan janji program kerja serba gratis semata," kata Adinda.
Baca juga:
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024