Para Sahabat Bersiap Enam Bulan Sebelum "Tamu Agung" Datang
Tablik Akbar menjelang Ramadhan di Masjid Airan Raya, Jatiagung, Lampung Selatan, Ahad (9/2/2025). (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)SumatraLink.id – Dalam hitungan hari lagi, tamu agung Bulan Ramadhan akan tiba. Saking istimewanya,...
![Para Sahabat Bersiap Enam Bulan Sebelum](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/thumbnail400/250211074307-606.jpeg)
![Tablik Akbar menjelang Ramadhan di Masjid Airan Raya, Jatiagung, Lampung Selatan, Ahad (9/2/2025). (Foto: SumatraLink.id/Mursalin Yasland)](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250211074307-606.jpeg)
SumatraLink.id – Dalam hitungan hari lagi, tamu agung Bulan Ramadhan akan tiba. Saking istimewanya, para sahabat Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam (SAW) telah mempersiapkan kedatangan tamu agung itu sejak enam bulan sebelum Ramadhan tiba.
Penanggalan tahun hijriah terdapat 12 bulan. Artinya, enam bulan sebelum Ramadhan, para sahabat Rodhiyallahuanhum sudah mempersiapkan Ramadhan sejak Bulan Robiul Awal. Berbeda dengan umat Muhammad SAW akhir zaman, yang telah memasuki bulan Rojab dan Sya’ban, masih juga belum siap bahkan ada yang lalai.
Betapa bahagianya para sahabat dan ulama salaf ketika menyambut bulan Ramadhan tiba dalam setahunnya, bulan yang penuh rahmat dan maghfiroh-Nya. Seperti dituliskan Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Kitabnya Latha’if Al-Ma’arif (hal 232):
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah Subhanahu wata’ala (SWT) menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.”
Bagaimana persiapan para sahabat dan ulama salaf (ulama terdahulu yang lurus) menjelang Ramadhan? Ustadz Agus Supriadi Lc mengatakan, persiapan mereka tidak saja secara fisik tetapi juga jiwanya ketika akan bertemu bulan Ramadhan.
Mereka meningkatkan amal ibadah di luar Ramadhan, sehingga memasuki bulan Ramadhan aktivitas ibadah lebih meningkat daripada di bulan lain. Kemudian memperbanyak tilawah Al-Qur’an, dan juga bersedekah.
“Imam Syafi’i dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dua kali sehari, sehingga sebulan Ramadhan dapat khatam 60 kali,” kata Ustadz Agus Supriadi Lc pada Tabligh Akbar bertajuk Momentum Ramadhan Menyatukan Hati Mencapai Ridho Ilahi di Masjid Airan Raya, Jatiagung, Lampung Selatan, Lampung, Ahad (9/2/ 2025).
Bahkan, Ustadz Agus yang juga pemimpin Pondok Pesantren Ulul Albab Lampung mengatakan, dalam riwayatnya Utsman bin Affan Rodhiyallhuanhu (RA), sahabat Nabi SAW dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam setiap rakaat pada Bulan Ramadhan.
“Ini bisa dibaca kisahnya dalam riwayat Utsman bin Affan,” ujar Ustadz Agus Supriadi (53 tahun), alumnus Universitas Islam Madinah.
Baca juga:
Menurut dia, para ulama salaf ketika sudah memasuki Bulan Ramadhan, mereka meniadakan taklim-taklim untuk fokus mengerjakan amal sholih di bulan penuh rahmat dan maghfiroh-Nya. Hal ini menunjukkan keseriusan dan sekaligus kegembiraan mereka dapat menemui Bulan Ramadhan yang didalamnya dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka.
Ustadz Abdullah Kafi Hamdan, mudir Pondok Pesantren SMPIT Az-Zahra Lampung mengatakan, ada tiga hal yang membuat seseorang dalam beribadah tidak dapat sama derajat pahalanya dengan orang lain di hadapan Allah SWT.
“Bapak-ibu, boleh saja shalat sama, tilawah Al-Quran sama, dan bersedekah sama. Tapi, tetapi berbeda pahalanya di sisi Allah SWT,” kata Ustadz A Kafi Hamdan saat tausyiah di Masjid Muhajirin, Wayhalim, Bandar Lampung, Senin (10/2/2025).
Ia mengutip tulisan Ibnu Rojab Al-Hambali, tiga yang dimaksud yakni ibadah berdasarkan tempat, waktu, dan keikhlasan. Berdasarkan tempat, menurut dia, ketika seseorang beribadah shalat berjamaah di masjid tetap berbeda pahalanya dengan shalat sendirian di rumah.
“Shalat di masjid pahalanya 27 derajat, sedangkan shalat sendirian hanya dapat 1. Bagaimana akan sama pahalanya meskipun orang itu sama-sama shalat,” kata Ustadz Kafi Hamdan.
Berdasarkan waktu juga sama. Dalam sehari terdapat waktu istimewa yakni waktu Subuh. Dalam sepekan, ada satu hari istimewa yakni hari Jumat. Dan dalam setahun terdapat satu bulan istimewa yakni Bulan Ramadhan.
Baca juga:
Pada Bulan Ramadhan, Allah SWT melipatgandakan pahala orang yang melakukan amal sholih, melebihi amal sholih yang dilakukan di luar Bulan Ramadhan. Di dalam bulan ini, banyak keutamaan-keutamaan yang dapat kita kejar, mengingat umat Nabi Muhammad SAW ini sangat pendek kisaran 60-70 tahun dibandingkan umat nabi lain usianya ratusan tahun.
Berdasarkan keikhlasan juga dapat membedakan antara amal sholih seseorang dengan orang lain. Bila seseorang shalat karena lillahita’ala (mengharap ridho Allah SWT) berbeda dengan orang shalat karena yang lain.
Orang yang bersedekah karena lillahita’ala berbeda dengan orang bersedekah karena niatnya dilihat orang. Dan juga berbeda orang yang niatnya membaca AL-Qur’an karena lillahita’ala dengan orang yang membaca Al-Qur’an ingin dipuji orang.
Semoga kita semua diberikan sehat jasmani dan rohani agar dapat dipertemukan dengan tamu agung Bulan Ramadhan yang didalamnya terdapat keistimewaan dalam beramal sholih: Aamiiin. Allahua’lam bishawab. (Mursalin Yasland)