Pengamat Sebut Masih Banyak Gabah Petani Diserap Lebih Murah dari HPP

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pengamat Pertanian, Prima Gandhi meminta Perum Bulog untuk mengikuti arahan Presiden Prabowo yang telah memutuskan HPP pembelian gabah (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg). Ia mengeklaim...

Pengamat Sebut Masih Banyak Gabah Petani Diserap Lebih Murah dari HPP

Pekerja menjemur gabah di area pengeringan sebuah usaha penggilingan padi di Langlang, Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (16/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pengamat Pertanian, Prima Gandhi meminta Perum untuk mengikuti arahan Presiden Prabowo yang telah memutuskan HPP pembelian gabah (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg). Ia mengeklaim sampai saat ini masih banyak petani menjerit akibat harga di lapangan anjlok bahkan hingga Rp 5.500 perkilogram.

Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam kunjungan ke kantor Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan tidak boleh ada pihak manapun yang mencoba menurunkan petani. Karena itu, Presiden meminta semua sektor bahu membahu menyerap gabah sesuai HPP GKP tersebut.

 

"Menurut saya, Presiden harus tahu fakta terkait serapan gabah yang masih dibawah HPP ini. Bulog juga harusnya mendukung semua arahan Presiden,” ujar Gandhi, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (8/2/2025).

 

Pengamat dari IPB University yang saat ini sedang menempuh studi di Tokyo University of Agriculture, Jepang itu, menilai Bulog harus bisa mengakomodir semua kepentingan petani. Terutama dalam meningkatkan produksi dan juga kesejahteraan petani. Terlebih pemerintah menargetkan swasembada dan setop impor beras pada tahun ini.

 

“Jika petani tidak diuntungkan karena Bulog tidak menyerap sesuai HPP buat apa ada  penetapan HPP GKP berdasarkan perhitungan biaya produksi,” kata Gandhi.

 

Ia melihat serapan gabah tahun ini akan memiliki dampak besar terhadap percepatan swasembada yang telah dicanangkan pemerintah. Sebab Penetapan harga GKP bukan hanya untuk menstabilkan harga gabah dan beras namun juga meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani padi.

 

"Jangan sampai jika ini terus terjadi, target capaian swasembada yang sudah bagus ini malah tercoreng hanya karena gabah petani tidak diserap sesuai HPP sebesar Rp 6.500 per kilogram," ujar Gandhi.

 

Dalam lima tahun terakhir yaitu sejak 2020 hingga 2024, Harga GKP bulan Januari hingga April selalu turun, kecuali di Januari 2024 yang memiliki kenaikan. Namun begitu, di tahun yang sama yaitu di bulan April 2024 harganya kembali turun bahkan secara drastis yang membuat petani kian menjerit.

 

Mengenai hal ini, Gandhi mengatakan jika pola penyerapan HPP GKP terus berulang tidak banyak Masyarakat yang mau Bertani padi terlebih bagi anak-anak muda. Sudah saatnya Bulog mengedepankan kepentingan petani dan juga produksi dalam negeri jangan terlalu profit oriented. “Sekarang saatnya berubah beri perhatian besar terhadap petani dengan membeli gabahnya sesuai HPP, kita dapat mencontoh Pemerintah Jepang, Vietnam daan Thailand yang konsisten membeli produk pertanian petaninya sesuai dengan harga kesepakatan," jelas sosok yang saat ini bertugas sebagai Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang itu.