PLN Kembangkan Road Map CCUS di PLTU Paiton Probolinggo
PLN Kembangkan Road Map CCUS di PLTU Paiton Probolinggo. ????PLN Enjiniring telah menjalin empat kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan energi dan listrik untuk mendukung pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bogor (beritajatim.com) – PLN Enjiniring telah menjalin empat kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan energi dan listrik untuk mendukung pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) termasuk di PLTU Paiton Probolinggo Jawa Timur
Peta jalan jalan ini sebagai komitmen PLN Enjiniring dalam mendukung transisi energi menuju pencapaian emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada tahun 2060.
Presiden Direktur PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah, memaparkan strategi yang telah disiapkan, termasuk pengembangan energi terbarukan secara masif dan penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Chairani menyoroti pentingnya skenario “Accelerated Renewable Energy Development” (ARED) untuk mempercepat transisi energi sekaligus menjaga keberlanjutan finansial.
Dalam skenario ini, sekitar 480 GW kapasitas energi terbarukan akan dikembangkan hingga 2060, dengan investasi total mencapai USD 700 miliar.
Kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan energi dan listrik untuk mendukung pengembangan CCUS. Beberapa mitra tersebut meliputi:
INPEX – untuk proyek di PLTU Tanjung Jati B (4×660 MW).
Toshiba – berkontribusi pada proyek PLTU Paiton (2×400 MW).
JGC dan Jera Energy – bekerja sama di PLTU Indramayu (3×300
MW).
Karbon CCS Ltd. dan Karbon Korea Co., Ltd. – mendukung
pengembangan CCUS di PLTU Suralaya (4×400 MW).
Transformasi Menuju Energi Bersih
PLN berkomitmen mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap
melalui cofiring biomassa hingga 30% dan penggunaan hidrogen
dalam pembangkit gas hingga 75% pada 2060. Perusahaan juga
berencana mengintegrasikan energi nuklir dan sistem penyimpanan
baterai skala besar (BESS) untuk mendukung stabilitas jaringan.
“Transisi energi ini bukan hanya tentang menggantikan sumber energi fosil, tetapi juga memastikan keandalan sistem kelistrikan melalui pengembangan jaringan pintar dan infrastruktur fleksibel,” ujar Chairani dalam pelatihan jurnalistik Understanding Carbon Capture and Storage pada Sabtu 18 Januari 2025 di Swiss-Belhotel Bogor.
Peran Strategis Teknologi CCUS
Teknologi CCUS akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi
sektor tenaga listrik Indonesia. PLN menargetkan penerapan CCUS
pada kapasitas pembangkit sebesar 2 GW pada 2040 dan meningkat
menjadi 19 GW pada 2060. Saat ini, PLN telah mengidentifikasi
sekitar 37,6 GW pembangkit yang layak untuk diimplementasikan
teknologi tersebut.
Namun, tantangan besar dihadapi, termasuk dampak negatif terhadap kinerja pembangkit listrik konvensional akibat penalti panas dan listrik dari sistem CCUS. Selain itu, biaya tambahan diperkirakan dapat menggandakan tarif listrik.
Infrastruktur dan Investasi Besar
Untuk mendukung transisi ini, PLN merencanakan pembangunan
“Green Enabling Super Grid” sepanjang 70.000 km untuk
mengintegrasikan sumber energi terbarukan dari Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara ke pusat-pusat
permintaan di Jawa dan Bali.
“Kami menyadari bahwa pembangunan infrastruktur ini memerlukan investasi besar, tetapi manfaat jangka panjangnya bagi lingkungan dan masyarakat akan jauh lebih besar,” tambah Chairani.
Peluang Ekonomi dan Sosial
Selain menekan emisi karbon, transisi energi ini diharapkan
menciptakan peluang kerja baru dengan estimasi 7 hingga 12 juta
tahun kerja hingga 2050.
Dampak sosial lainnya termasuk peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan energi bersih yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah strategis ini, PLN optimis dapat berkontribusi pada target global pengurangan emisi dan membawa Indonesia menjadi salah satu pemimpin dalam energi terbarukan. (ted)