Puisi : Di Tanganmu, Musim Meluruh

Ilustrasi puisi. Foto : pixabay Israkhansa Di tanganmu, entah apa musim gugur masih ada. Sebab, pada ranting-ranting rapuh, nyanyian tumbuh, melagukan kelembutan; hujan tak lagi menutup dunia dengan duka dalam pekat awannya— ia hadir, menjelma mata...

Puisi : Di Tanganmu, Musim Meluruh
Ilustrasi puisi. Foto : pixabay

Israkhansa

Di tanganmu, entah apa musim gugur masih ada.

Sebab, pada ranting-ranting rapuh,

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

nyanyian tumbuh, melagukan kelembutan;

hujan tak lagi menutup

dunia dengan duka dalam pekat awannya—

ia hadir, menjelma mata air

di jantung sunyi.

Kau, punya rahasia yang tak pernah kujelang.

Membisikkan hidup pada benih mati,

bagaimana bisa mudah saja kau membuatnya terjadi?

Memekarkan kehidupan,

walau yang kutahu, melayu adalah apa

yang angin hanya perintahkan padamu.

Dingin sekalipun tak menggigilkan

bunga-bunga di dadamu, rupanya —

meski itu berarti harus melawan ritme waktu.

Mungkin kau adalah tukang sihir;

Tapi, kalau boleh aku menduganya,

kau cinta yang tak perlu waktu.

Berbesar kepala seolah

kau adalah poros segala yang hidup,

memutar musim

semau-mau rindumu, padaku.

Senin, 20 Januari 2025

Israkhansa, atau nama lengkapnya Tasneem Khaliqa Israkhansa ini lahir di Coventry, Inggris, pada tahun 2002. Khansa mulai menerbitkan karya-karyanya, yang hingga kini telah terkumpul total lima buah buku. Satu di antaranya ialah ‘Usai Sebelum Dimulai’ (Penerbit Republika, 2019).

Buku antologi puisi terbarunya berjudul ‘Semoga Menjadi Iya; Hope It Will Be’ diterbitkan oleh Republika dan dapat ditemukan di seluruh Gramedia Indonesia.

Saat ini Khansa masih menjalani studi sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Univesitas Indonesia. Penulis bercita-cita menjadi seorang pengacara, sekaligus penulis dan jurnalis.

Baca juga :