Singkatan yang Muncul dalam Program Makan Bergizi Gratis: MBG, BGN, dan SPPG
Beberapa singkatan seperti MBG, BGN, dan SPPG muncul seiring berjalannya program Makan Bergizi Gratis pemerintahan Prabowo.
TEMPO.CO, Jakarta - Program milik Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi dimulai pada Senin, 6 Januari 2025. Dalam penerapannya, muncul berbagai singkatan seiring dengan berjalannya kebijakan tersebut. Berikut beberapa singkatan dalam program Makan Bergizi Gratis beserta penjelasannya.
- Makan Bergizi Gratis (MBG)
Makan Bergizi Gratis () merupakan program unggulan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran yang menjadi visi dan misi pemimpin negara tersebut untuk menuntaskan stunting. Program MBG dirancang untuk memberikan asupan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik di seluruh jenjang pendidikan, yakni mulai prasekolah, pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, dan keagamaan.
Presiden Prabowo menargetkan ada sebanyak tiga juga penerima manfaat MBG selama Januari hingga Maret 2025.
“Angka ini terus bertambah secara bertahap, hingga tahun 2029 target 82,9 juta penerima manfaat dapat terpenuhi,” ungkap Kepala Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi pada Minggu, 5 Januari 2025.
Program MBG menggelontorkan alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025. Program tersebut menjadi program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
- Badan Gizi Nasional (BGN)
Badan Gizi Nasional () merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan pemenuhan gizi nasional. Pembentukan Badan Gizi Nasional diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024. Peraturan tersebut disahkan oleh Joko Widodo pada Kamis, 15 Agustus 2024 pasca penandatanganan.
Salah satu program yang dikelola oleh BGN adalah program Makan Siang Gratis yang telah diinisiasi oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih ke-8, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
BGN memiliki tugas dan fungsi. Pertama, BGN bertugas melakukan koordinasi, perumusan, dan penetapan kebijakan teknis di bidang sistem dan tata kelola, penyediaan dan penyaluran, promosi dan kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan pemenuhan gizi nasional.
Kedua, BGN bertugas melakukan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sistem dan tata kelola, penyediaan dan penyaluran, promosi dan kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan pemenuhan gizi nasional.
Ketiga, BGN melakukan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BGN.
Selain itu, BGN juga mengelola barang milik negara yang menjadi tanggung jawab BGN, melaksanakan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BGN, melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BGN, dan melaksanakan fungsi lain yang diberikan Presiden.
- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)
SPPG merupakan pihak yang menjadi dapur umum tempat produksi makanan bergizi yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah titik lokasi SPPG terbanyak di Indonesia, yakni total 57 titik lokasi SPPG yang dijalankan. Konsep dapur umum tersebut bekerja sama dengan satuan koperasi, yayasan, hingga perusahaan perseroan terbatas.
SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan dalam rangka memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran proses pendistribusian makanan bergizi. Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, SPPG berwenang dalam mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah pada setiap dapur dengan ketat. Menu makan siang bergizi akan berganti sesuai dengan jadwal yang telah disiapkan SPPG.
“SPPG yang sudah selesai itu mungkin sudah ada 1.000-an SPPG yang ready, yang sudah dididik di Universitas Pertahanan itu. Nanti penempatan mereka kan berdasarkan kesiapan dapur-dapur, ada dapur-dapur yang ready, nanti SPPG-nya akan ditaruh di sana,” ungkap Hasan Nasbi.
Ni Kadek Trisna Cintya Dewi, Rizki Dewi Ayu, Hanin Marwah, dan Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: