Temui Prabowo di Istana, Dewan Energi Nasional Kasih Rekomendasi Hadapi Kebijakan Ekonomi Trump

Dengan tarif impor sebesar 10 persen yang diberlakukan terhadap produk China, ada kemungkinan basis produksi akan bergeser ke negara lain.

Temui Prabowo di Istana, Dewan Energi Nasional Kasih Rekomendasi Hadapi Kebijakan Ekonomi Trump

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden bertemu Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis,(6/2/2025). 

Dalam pertemuan tersebut, DEN melaporkan hasil analisis dan rekomendasi terkait dampak kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat terhadap Indonesia.

"Memberikan laporan dan hasil rekomendasi dari Dewan Ekonomi Nasional terkait bagaimana sikap Indonesia dalam menghadapi pemerintahan Trump yang baru ini," kata Anggota DEN, Septian Hario Seto.

DEN kata dia, melaporkan mengenai antisipasi dan langkah strategis yang sebaiknya dilakukan Indonesia dalam menghadapi perubahan kebijakan ekonomi Amerika Serikat. 

Baca juga:

Terutama dalam kebijakan tarif dan imigrasi yang dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi dunia.

"Bagaimana dampaknya terhadap ekonomi kita, apa dampak positif dan negatifnya," ujarnya.

Sementara itu Anggota DEN lainnya, Muhammad Chatib Basri, mengatakan masih terdapat ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi Amerika Serikat, terutama karena beberapa posisi kabinet di pemerintahan Trump yang belum terisi.

Namun, salah satu risiko utama yang harus diantisipasi Indonesia adalah kebijakan deportasi terhadap pekerja ilegal di Amerika Serikat, yang berpotensi memicu inflasi serta suku bunga tinggi.

"Kalau inflasi di Amerika akan naik, maka The Fed itu mungkin tidak mudah untuk menurunkan bunga bahkan mungkin akan meningkatkan bunga sehingga risiko pertama yang harus dihadapi Indonesia adalah mungkin interest rate-nya di Amerika masih akan relatif tinggi. Yang kemudian yang kedua adalah strong dollar. Ini tentu akan berpengaruh di dalam kondisi seperti ini," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya reformasi struktural untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. DEN pun merekomendasikan percepatan digitalisasi pemerintahan melalui GovTech guna menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan iklim investasi.

“Yang penting dilakukan dan Bapak Presiden tadi juga mendukung adalah dilakukan yang namanya structural reform menyangkut mengenai penyederhanan izin, perbaikan iklim investasi, implementasi dari GovTech yang semakin cepat. Karena kalau misalnya digitalisasi dilakukan itu proses dari bureaucratic hurdles-nya itu akan bisa diatasi," ucap Chatib Basri.

Selain itu, DEN juga menyoroti potensi keuntungan bagi Indonesia dari kebijakan tarif Amerika terhadap . Dengan tarif impor sebesar 10 persen yang diberlakukan terhadap produk , ada kemungkinan basis produksi akan bergeser ke negara lain, termasuk Indonesia.

“Tentu Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan dari relokasi ini. Itulah yang tadi kami sampaikan kepada Bapak Presiden pentingnya untuk perbaikan iklim investasi, konsistensi dari kebijakan, kepastian usaha karena kalau ini yang terjadi, maka posisi Indonesia sebetulnya bisa diuntungkan," ujar Chatib Basri

Namun demikian, DEN menegaskan bahwa Indonesia harus terus berbenah agar dapat memanfaatkan momentum ini. Kepastian kebijakan, stabilitas ekonomi, dan reformasi birokrasi menjadi kunci utama dalam menarik lebih banyak investasi asing.

“Tetapi syaratnya adalah bahwa kita harus melakukan reform. Tanpa itu kita belum bisa mendapatkan manfaatnya,” pungkasnya.