Bahaya Laten Tempat Wisata: Pelajaran Berharga dari Tragedi SMPN 7 Mojokerto di Yogyakarta

Bahaya Laten Tempat Wisata: Pelajaran Berharga dari Tragedi SMPN 7 Mojokerto di Yogyakarta. ????Belakangan ini, publik kembali dihadapkan dengan insiden tragis yang terjadi di lokasi wisata. Dua kejadian yang menimpa siswa dalam kegiatan rekreasi sekolah menjadi sorotan, mengingat peristiwa ini berujung pada korban jiwa. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Bahaya Laten Tempat Wisata: Pelajaran Berharga dari Tragedi SMPN 7 Mojokerto di Yogyakarta

Yogyakarta (beritajatim.com) – Belakangan ini, publik kembali dihadapkan dengan insiden tragis yang terjadi di lokasi wisata. Dua kejadian yang menimpa siswa dalam kegiatan rekreasi sekolah menjadi sorotan, mengingat peristiwa ini berujung pada korban jiwa.

Pada akhir Januari lalu, rombongan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta. Sebanyak 13 siswa menjadi korban, dengan 4 orang dinyatakan meninggal dunia. Tak lama berselang, kecelakaan lalu lintas menimpa rombongan SMA Negeri 1 Porong Sidoarjo di Pintu Exit Tol Purwodadi pada 1 Februari. Dua orang meninggal, sementara 19 lainnya mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan.

Kejadian ini bukanlah kasus pertama. Kecelakaan di tempat wisata atau saat perjalanan kerap terjadi dan mengundang pertanyaan besar: apakah keselamatan wisata sudah menjadi prioritas?

Pentingnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam Pariwisata

Menurut Dr. Destha Titi Raharjana, M.Si., peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM, kecelakaan memang tidak bisa sepenuhnya dihindari, namun bisa diminimalisir jika setiap pihak menerapkan standar keselamatan yang ketat.

“Wisata harusnya membawa kegembiraan, bukan tragedi. SOP yang ketat dan pengawasan maksimal bisa menjadi kunci utama dalam mencegah kecelakaan,” ujar Destha.

Pengelola wisata, menurutnya, memegang peran penting dalam menjamin keamanan pengunjung. Mereka seharusnya memahami dengan baik kondisi lingkungan dan wahana yang dikelola, serta memastikan semua fasilitas dalam kondisi aman dan layak pakai.

Peran Pengelola Wisata dalam Menjaga Keamanan

Setiap destinasi wisata, terutama yang berisiko tinggi seperti pantai dan wahana permainan, harus menerapkan prosedur keamanan yang ketat. Beberapa langkah yang wajib diterapkan meliputi:

Pengecekan berkala terhadap fasilitas dan wahana wisata.

Pemasangan papan peringatan di titik-titik berbahaya.

Pemberian edukasi keselamatan kepada pengunjung.

Menyediakan lifeguard atau petugas pengamanan di lokasi wisata berisiko tinggi.

Memastikan asuransi wisata benar-benar memberikan perlindungan optimal bagi wisatawan.

Peran Sekolah dan Orang Tua dalam Menjaga Keselamatan Siswa

Tidak hanya pengelola wisata, pihak sekolah dan orang tua juga harus berperan aktif dalam menjaga keselamatan siswa saat rekreasi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

Memastikan destinasi wisata yang dipilih sudah memenuhi standar keamanan.

Memberikan edukasi kepada siswa tentang bahaya di lokasi wisata, seperti ombak besar atau kondisi medan yang sulit.

Mengawasi siswa dengan ketat selama kegiatan berlangsung.

Menggunakan jasa transportasi yang telah teruji kelayakan kendaraannya.

Keselamatan di Jalan: Peran Agen Wisata dan Pemerintah

Selain kecelakaan di lokasi wisata, insiden di perjalanan juga sering terjadi. Kecelakaan yang menimpa rombongan SMA Negeri 1 Porong menjadi pengingat bahwa faktor transportasi juga harus diperhatikan.

Menurut Destha, agen wisata dan perusahaan transportasi memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keselamatan penumpang. Mereka wajib:

Melakukan uji kelayakan kendaraan secara berkala.

Memastikan kendaraan memiliki surat jalan yang lengkap.

Menyediakan sopir yang dalam kondisi sehat dan tidak kelelahan.

Memberikan pelatihan keselamatan berkendara bagi sopir.

Pemerintah, khususnya Dinas Perhubungan, juga memiliki peran dalam melakukan inspeksi rutin terhadap kendaraan wisata yang beroperasi. Jika ditemukan kendaraan tidak layak jalan, maka harus segera dilarang beroperasi.

Kesadaran Wisatawan: Faktor Kunci Keselamatan

Keselamatan tidak hanya bergantung pada pihak pengelola wisata atau agen perjalanan, tetapi juga pada kesadaran wisatawan itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wisatawan agar tetap aman selama berwisata:

Memahami karakteristik destinasi wisata, terutama jika berkunjung ke lokasi berisiko tinggi seperti pantai atau gunung.

Mematuhi aturan dan peringatan yang sudah ditetapkan di lokasi wisata.

Menggunakan perlengkapan keselamatan yang disediakan oleh pengelola wisata.

Menghindari tindakan berisiko yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Wisata Aman adalah Tanggung Jawab Bersama

Tragedi kecelakaan di tempat wisata harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Keselamatan wisata bukan hanya tanggung jawab pengelola atau pemerintah, tetapi juga sekolah, agen perjalanan, dan wisatawan itu sendiri.

Dengan kesadaran dan tindakan preventif yang lebih baik, kejadian serupa dapat dicegah di masa depan. Wisata yang aman dan menyenangkan hanya bisa terwujud jika semua pihak bekerja sama untuk menjadikannya prioritas utama. [aje]