Trump Tunda Tarif untuk Meksiko, Bitcoin Naik ke US$ 110.000

Ketika terjadi kepanikan di pasar, likuiditas mengalir ke Bitcoin daripada ke aset-aset yang lebih berisiko.

Trump Tunda Tarif untuk Meksiko, Bitcoin Naik ke US$ 110.000

memangkas kerugian sebelumnya setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setuju untuk menghentikan sementara tarif impor barang dari Meksiko selama satu bulan.

Menurut Coin Metrics, harga Bitcoin naik lebih dari 3% pada US$ 101.241 (Rp 1,65 miliar, dengan kurs Rp 16.332/US$). Sebelumnya, harga Bitcoin sempat menyentuh US$ 91.212 (Rp 1,49 miliar) dalam pergerakan risk-off setelah Presiden Donald Trump memukul Meksiko, Kanada, dan Cina dengan tarif impor.

Harga saham platform pertukaran kripto Coinbase turun 2%, sementara saham MicroStrategy naik 3%.

“Bitcoin bertahan lebih baik daripada pasar lainnya memperkuat posisinya sebagai taruhan teraman di kripto,” kata Ben Kurland, CEO di platform penelitian kripto DYOR, seperti dikutip CNBC, Senin (3/2).

Ketika terjadi kepanikan di pasar, likuiditas mengalir ke Bitcoin daripada ke aset-aset yang lebih berisiko. Kurland menyebut hal ini membuktikan Bitcoin adalah aset investasi yang telah mendapatkan kepercayaan dari pasar untuk lindung nilai (hedging).

Pada Senin (3/2), Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang menguraikan rencana untuk membentuk dana kekayaan berdaulat (sovereign wealth fund) yang dikelola pemerintah. Dana ini akan berfungsi sebagai alat pembangunan ekonomi.

Meskipun perintah tersebut tidak menyebutkan Bitcoin, para penggemar berspekulasi dana ini akan menjadi jenis dana yang dapat menampung kepemilikan mata uang kripto yang disita pemerintah.

Mata uang kripto jatuh pada akhir pekan setelah Trump menandatangani perintah yang memberlakukan tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk 10% untuk Cina. Nilai perdagangan AS dengan ketiga negara tersebut sekitar US$ 1,6 triliun.

Bitcoin telah mengalami likuidasi sebesar US$ 377,6 juta (Rp 6,17 triliun) dalam jangka waktu 24 jam, menurut CoinGlass. Ether mengalami likuidasi sebesar US$ 479 juta (RP 7,82 triliun) dalam periode yang sama.

Koin lain mengalami penurunan yang lebih dalam tetapi juga diperdagangkan dari posisi terendah sesi mereka. Ether terakhir turun sekitar 7% pada US$ 2,760.88 (Rp 45,08 juta). Pada Jumat (31/1), Ether diperdagangkan di atas US$ 3.300 (Rp 53,87 juta).Koin meme termasuk yang paling terpukul.

Efek Perang Tarif terhadap Bitcoin

Jeff Park, Kepala Strategi Alfa Bitwise Asset Management, mengatakan perang tarif yang berkelanjutan akan “luar biasa” untuk Bitcoin dalam jangka panjang karena pelemahan dolar dan suku bunga AS.

Meskipun banyak yang percaya Bitcoin adalah lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian dalam jangka panjang, Bitcoin diperdagangkan seperti aset berisiko dalam jangka pendek. Bitcoin dapat mengalami kerugian lebih lanjut bulan ini karena ketidakpastian seputar perang dagang yang dipicu oleh tarif Trump.

“Aset digital pada akhirnya akan seperti campuran imbal hasil [Treasury AS] saat ini tetapi akan membutuhkan imbal hasil nominal langsung untuk turun lebih rendah pada tahap tertentu (karena kekhawatiran pertumbuhan) untuk memperkuat hal tersebut,” kata Geoff Kendrick, seorang analis di Standard Chartered, dalam risetnya, Senin (3/1).

Ia menilai hal tersebut akan menyebabkan pergerakan Bitcoin masih akan berfluktuasi. Jika menyentuh level US$ 90.000 (Rp 1,47 miliar), Bitcoin berisiko terus turun.

Investor mengamati level US$ 90.000 sebagai level support utama dalam Bitcoin. Level support adalah level di mana harga suatu aset cenderung berhenti jatuh dan berpotensi melambung ke atas. Beberapa investor telah memperingatkan kemunduran yang lebih dalam menuju US$ 80.000 (Rp 1,31 miliar) jika mata uang kripto tersebut menembus di bawah level support utama.