Warga Jakarta diimbau miliki APAR untuk atasi kebakaran di rumahnya

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan ...

Warga Jakarta diimbau miliki APAR untuk atasi kebakaran di rumahnya

Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk memiliki alat pemadam api ringan (APAR) guna penanganan kebakaran di rumahnya.

“Yang tidak kalah penting (untuk penanganan kebakaran) APAR. Kalau bisa, pastikan rumah-rumah tempat kita tinggal ada peralatan proteksi kebakaran di rumahnya. Apabila terjadi kebakaran, maka mereka bisa melakukan pemadaman dini,” kata Satriadi di Jakarta, Jumat.

Baca juga:

Menurut dia, daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran merupakan daerah yang padat hunian, memiliki bangunan semi-permanen, jauh dari pos pemadam kebakaran, tidak ada sumber apinya, dan tidak ada masyarakat yang secara aktif terlibat pemadaman.

Berdasarkan data tahun 2024, wilayah Jakarta Selatan sebagai wilayah dengan frekuensi kebakaran tertinggi, yaitu sebanyak 516 kejadian kebakaran.

Baca juga:

“Ada 22 variable yang menentukan daerah itu rawan kebakaran atau tidak. DKI Jakarta sudah memetakan daerah mana yang rawan kebakaran. Dari situ kita upayakan untuk fokus prioritaskan untuk pembagian APAR kepada masyarakat, melakukan antisipasi. Terus juga termasuk membangun hidran mandiri di daerah-daerah yang memang padat hunian. Sudah ada 40 titik yang kami bangun hidran mandiri di daerah-daerah yang padat hunian,” katanya.

Sebagai upaya penanganan kebakaran, Satriadi juga mengatakan pemahaman masyarakat sangat penting terhadap bahaya kebakaran lantaran penyebab kebakaran yang paling banyak terjadi di Jakarta adalah karena korsleting arus pendek listrik serta kompor gas.

Baca juga:

Dengan mengetahui cara pencegahan, maka peristiwa kebakaran di Jakarta pun diharapkan dapat diminimalisir.

“Jangan sampai gara-gara kelalaian satu rumah dampaknya kan bisa sampai berapa RT. Itu yang penting memang kesadaran dan pemahaman masyarakat,” jelas Satriadi.

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025