4 Gejala Diabetes yang Muncul pada Malam Hari
Gejala ini tak hanya mengurangi kualitas tidur, tetapi juga menjadi tanda awal yang penting untuk dikenali agar diabetes dapat dikelola dengan tepat.
TEMPO.CO, Jakarta - adalah penyakit kronis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk pola tidur dan kualitas istirahat. Pada malam hari, gejala-gejala diabetes sering kali menjadi lebih nyata dan mengganggu.
ini tidak hanya mengurangi kualitas tidur, tetapi juga menjadi tanda awal yang penting untuk dikenali agar diabetes dapat dikelola dengan tepat. Mengenali gejala-gejala ini sejak dini bisa menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi serius.
Lalu, apa saja gejala-gejala tersebut?
1. Berkeringat Saat Malam
Gejala pertama adalah berkeringat malam. Karena tubuh bekerja keras untuk membuang kelebihan gula darah di malam hari, kadar gula darah justru turun drastis. Kondisi ini disebut hipoglikemia nokturnal dan menyebabkan penderita berkeringat serta sakit kepala.
Dilansir dari , hipoglikemia pada penderita diabetes dapat terjadi akibat dosis dan waktu pemberian insulin yang salah, dosis obat diabetes oral yang tinggi, melewatkan makan, atau mengonsumsi terlalu banyak alkohol tanpa makan. Hipoglikemia berkepanjangan dapat menyebabkan serangan jantung, kerusakan otak permanen, dan bahkan kematian.
2. Tenggorokan Kering dan Mata Buram
Gejala selanjutnya adalah tenggorokan kering atau batuk kering, terutama yang mengganggu tidur. Diabetes bisa menyebabkan tenggorokan kering karena sejumlah faktor, termasuk dehidrasi akibat sering buang air kecil.
Penglihatan buram saat ingin membaca sebelum tidur adalah gejala lain yang ia sebutkan. Naiknya kadar gula darah bisa menyebabkan mata bengkak dan menyedot lebih banyak cairan dari jaringan sekitar sehingga mata sulit untuk fokus. Kondisi ini akan kembali normal bila kadar gula darah sudah normal lagi.
3. Sering Buang Air Kecil (nocturnia)
Gejala ini terjadi karena kadar gula darah yang tinggi membuat ginjal bekerja ekstra untuk mengeluarkan kelebihan gula dari darah melalui urine. Dalam proses ini, ginjal menarik lebih banyak cairan dari tubuh untuk membantu mengencerkan glukosa berlebih, sehingga volume urine meningkat. Akibatnya, penderita diabetes sering merasa ingin buang air kecil, terutama di malam hari.
Nocturia tidak hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi juga bisa menyebabkan dehidrasi jika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan. Jika gejala ini muncul terus-menerus, hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik dan memerlukan penanganan medis.
Dilansir dari , rasa lapar pada malam hari atau "nocturnal hunger" sering terjadi pada penderita diabetes, terutama bagi mereka yang menggunakan insulin atau obat-obatan untuk mengatur kadar gula darah. Kondisi ini bisa terjadi akibat penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) yang terjadi selama malam hari. Hipoglikemia dapat terjadi jika tubuh terlalu banyak menggunakan insulin atau obat diabetes, atau jika seseorang tidak makan cukup sebelum tidur.
Saat kadar gula darah menurun terlalu rendah di , tubuh merespons dengan memicu rasa lapar yang intens sebagai mekanisme untuk meningkatkan kadar gula darah kembali. Proses ini melibatkan pelepasan hormon yang merangsang nafsu makan, seperti ghrelin, yang bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meskipun sudah makan sebelumnya.
Pilihan Editor: