7 Contoh Cerpen Persahabatan Singkat Beserta Ciri-Cirinya
Cerpen persahabatan adalah cerita pendek yang menggambarkan hubungan erat, kasih sayang, dan dinamika antara dua atau lebih teman. Ini contohnya.
Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dan dikemas sebagai cerita yang singkat dan ringkas.
Tema cerita dalam dapat bervariasi, seperti cerpen tentang keluarga, perjuangan, fantasi, kritik sosial, keagamaan, cinta, dan cerpen persahabatan.
Baca berita dengan sedikit iklan,
Cerpen persahabatan adalah cerita pendek yang menggambarkan hubungan erat, kasih sayang, dan dinamika antara dua atau lebih individu yang saling mendukung dalam berbagai situasi.
Cerita ini sering berfokus pada nilai-nilai seperti kepercayaan, pengorbanan, loyalitas, dan kebersamaan yang menjadi dasar dalam sebuah persahabatan.
Lantas, seperti apa contoh dari cerpen persahabatan tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Ciri-Ciri Cerpen
Sebelum membahas tentang contoh cerpen persahabatan, perlu diketahui ciri-ciri cerpen yang membedakannya dengan karya sastra lain.
Berdasarkan buku Bahasa Indonesia untuk SMP karya Asep Juanda, berikut beberapa ciri utama yang dimiliki sebuah cerpen.
- Ceritanya bersifat fiksi atau rekaan.
- Fokusnya hanya pada satu aspek atau inti cerita.
- Hanya menampilkan permasalahan utama yang dianggap penting.
- Peristiwa dalam cerita disajikan dengan detail dan jelas.
- Cenderung singkat atau pendek.
- Menggunakan bahasa yang sugestif, tajam, dan menarik perhatian pembaca.
- Tokoh yang ditampilkan tidak banyak, biasanya hanya 1-3 orang.
Contoh Cerpen
Berikut ini beberapa contoh cerpen yang menggambarkan kisah menyentuh tentang hubungan antar teman:
1. Cerpen Persahabatan “Sahabat Sekolah”
Namaku Sinta Putri, aku sangat senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Aulia, dan aku bingung dengannya. Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif.
Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran tersebut. Padahal itu hakku. Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut.
Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng teng, bunyi bel sekolah, waktu istirahat tiba. Saat itu aku langsung menghampiri Aulia untuk mengajaknya ke kantin. “Aul, ke kantin yuk?” ajakku. “Ngga, aku ngga mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Tetapi lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh
Aulia bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu Ujian Tengah Semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, disaat itu dia melihat ke arahku. Aku dan Aulia tidak satu bangku, Aulia tepat di depan tempat aku duduk.
“Sin, kamu tahu enggak nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!” tanya Aulia sembari memohon. “Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!” jawabku. “Yah kamu..” sembari jengkel. Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri.
Coba bayangkan, dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS. Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan.
Aku mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri di sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang susah.
2. Cerpen Persahabatan “Berbagi Kasih dengan Sahabat”
Namaku Riko, seorang siswa SMP kelas IX asal Bogor. Aku memiliki sahabat bernama Andre, yang merupakan teman setia dan sekelas sejak di bangku sekolah dasar.
Hari ini adalah hari Sabtu, di mana mata pelajaran hanya tiga mapel. Pada mapel terakhir, yakni Bahasa Inggris, semua berjalan seperti biasa. Hari telah menunjukkan pukul 13.20, tandanya sebentar lagi akan pulang.
Tiba-tiba pintu kelas diketok oleh seseorang. Ketika Bu Guru membukanya, ternyata yang datang adalah Pak Imron, pamannya Andre, adek kandung dari ibunya.
"Tok..tok..tok.." suara ketukan pintu berbunyi.
"Iya, silakan masuk..." sambut Bu Guru.
"Permisi bu, saya izin menjemput Andre untuk membawanya pulang..." ucap Pak Imron.
"Ada persoalan apa ya Pak…?" Tanya Bu guru.
"Begini bu, keluarga Andre baru saja mengalami musibah, rumahnya kebakaran dan semuanya habis dimakan api. Untungnya tidak ada korban jiwa sedikit pun..." sambung Pak Imron.
Tiba-tiba seisi kelas panik bercampur sedih, dan aku melihat wajah Andre tampak kesedihan yang begitu mendalam. Kemudian Bu Guru mengizinkan Andre untuk pulang.
Ketika bel pulang berbunyi, aku mengimbau seluruh teman sekelas untuk jangan pulang dulu. Aku mengajak mereka semua untuk melakukan penggalangan dana kepada seluruh lapisan guru dan siswa/i di sekolah mulai besok.
Sepulang dari sekolah besok, aku juga mengajak mereka untuk melakukan penggalangan di tepi jalan raya. Tanpa pikir panjang, semua teman sekelas setuju.
Setelah penggalangan di sekolah dan tepi jalan raya selesai, aku dan teman-teman sangat bersyukur karena dana yang terkumpul cukup banyak, yakni 16 juta rupiah. Aku dan teman-teman langsung menuju kediaman Andre dan keluarganya.
Sesampainya di sana, aku melihat kesedihan Andre dan keluarganya begitu mengiris hati, mengingat semua isi rumah habis dilalap api.
"Assalamualaikum Bu, Pak, Ndre, aku dan teman-teman mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang kalian hadapi. Ini, ada sedikit bantuan dari teman-teman dan saudara, semoga bisa meringankan beban kamu dan keluarga ya, Ndre..." ucapku.
Andre tampak sedikit senang dan kemudian langsung memeluk kami semua, seraya berkata…
"Terima kasih banyak teman-teman atas bantuannya. Terima kasih juga atas kehadiran dan ucapan belasungkawanya. Semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan kalian dan para penyumbang..." tuntas Andre.
Kami pun berkumpul dan mencoba menghibur Andre dan keluarganya hingga menjelang sore.
3. Cerpen Persahabatan “Persahabatan Abadi”
Saat ini aku berada di kelas 9 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, Aris, Andri, dan Ana. Kami berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua.
Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.
Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya".
Keesokan hari, Aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena Aris berencana untuk menyatakan perasaannya kepadaku. Akhirnya aku dan Aris berpacaran.
Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.
"Perasaanku enggak enak banget ya?", ucapku penuh cemas.
“Udahlah, Ndi, santai aja, kita enggak bakalan kenapa-kenapa," jawab Andri dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.
"Arissss awasss! di depan ada jurang!," teriak Nindi.
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
"Nindi... kamu sudah sadar, Nak?" tanya Ibuku.
"Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?" tanyaku.
"Kamu di rumah sakit, Nak. Kamu yang sabar ya, Andri dan Aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan," jawab ibu sambil menitikkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu.
"Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku," batinku berkata.
Lantas, dua hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Namun, sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
4. Cerpen Persahabatan “Tiga Sahabat”
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan yang lebat, tinggallah tiga sahabat yang tak terpisahkan: Rama, Sita, dan Lina. Mereka telah bersahabat sejak masa kecil mereka dan telah melewati berbagai petualangan bersama.
Suatu hari, ketika mereka sedang menjelajahi hutan, mereka tersesat. Hujan turun dengan derasnya, membuat mereka semakin bingung. Namun, ketiga sahabat itu saling menguatkan satu sama lain. Mereka berpegangan erat dan berusaha mencari jalan pulang.
Setelah beberapa jam berlalu, mereka akhirnya menemukan sebuah gua kecil yang cukup untuk berteduh. Mereka berkumpul di dalam gua itu, duduk di sekitar api unggun sederhana yang mereka buat dari ranting-ranting kering. Meskipun mereka basah kuyup dan lelah, tetapi semangat persahabatan mereka tak pernah pudar.
“Kita harus tetap bersama, meskipun dalam kesulitan,” kata Rama sambil menatap teman-temannya dengan tulus.
“Benar sekali, Rama. Persahabatan kita adalah salah satu hal yang paling berharga dalam hidup kita,” sahut Sita sambil tersenyum.
“Kita tidak akan pernah menyerah. Bersama-sama, kita pasti bisa melewati ini,” tambah Lina dengan penuh keyakinan.
Mereka bercerita dan tertawa di dalam gua itu, menghangatkan satu sama lain dengan cerita-cerita masa lalu mereka. Dan ketika hujan mulai reda, mereka bangkit dengan semangat baru. Dengan bantuan kompas yang mereka bawa, akhirnya mereka berhasil menemukan jalan pulang.
Setelah mereka kembali ke desa, mereka merasa lebih kuat dan lebih dekat satu sama lain daripada sebelumnya. Mereka belajar bahwa persahabatan sejati adalah tentang saling mendukung dan bersama-sama melewati segala rintangan yang ada.
Dari hari itu, Rama, Sita, dan Lina tidak pernah lagi merasa takut menghadapi tantangan apa pun, karena mereka tahu bahwa selama mereka bersama, mereka bisa mengatasi apa pun. Persahabatan mereka tetap kokoh, seperti batu karang yang kokoh di tengah badai.
Dan begitulah kisah persahabatan yang abadi dari tiga sahabat yang tak terpisahkan.
5. Cerpen Persahabatan “Melupakan Teman Dekat”
Teman. Teman adalah seseorang yang paling bisa membuat kita tertawa dengan hal konyolnya. Namaku azzahra biasa dipanggil ajara, aku duduk di kelas 3 SMP. Aku punya 2 temen cowok. Mereka dulu sangat akrab kepadaku dan dinda sahabatku.
Namun, semenjak mereka mempunyai temen cewek baru yang lebih asik daripada kita. Mereka menjadi sombong, bahkan kalau bertemu pun tidak saling sapa seperti orang tidak kenal. Mereka seakan-akan melupakan kedekatan kita yang dulu dengan mereka.
Keesokan hari sekolah, jam ke 1 dan 2 gurunya tidak masuk, dan tidak ada tugas dari guru tersebut. Akhirnya Aulia, si ketua kelas memberikan tugas agar mengerjakan LKS saja.
Yaa kalian tau sendiri, murid-murid kalau dikasih tugas bukan oleh gurunya pasti tidak benar ngerjainnya. Kelas pun menjadi berisik karena mengerjakan tugasnya sambil ngobrol, bercanda ataupun bergosip.
Namun,aku dan Dinda berbeda, kita di kelas hanya murung dan sedih melihat teman cowok kita sekarang asik dengan teman barunya itu. Aku dan dinda pun bercerita,
“Din, gue sedih deh, kesel liat mereka, seru banget bercandanya” kataku dengan lemas. “Iyaya jar, mereka gak inget apa dulu deketnya ama siapa?” sahut Dinda.
Aku pun menjawab “Iya, padahal dulu apa-apa ke kita, bercanda sama kita, ngerjain tugas aja bareng kan.” “Ya udah lah jar, mungkin mereka emang udah lupa sama kita”, sambung dinda dengan muka kesal.
“Gua kangen din, kenapa sekarang berubah? kenapa jadi begini sih?” kataku dengan mata berkaca. “Sama kali jar, gua juga kangen. Tapi ya mau gimana lagi? Toh pas dia butuh juga entar larinya ke kita”, jawab Dinda dengan kecewa.
Tak lama pun masuk jam ke-3, kami kurang bersemangat mengikuti pelajaran karena mereka. Namun, apa daya kita tidak bisa buat apa-apa.
Waktu terus berjalan. Aku dan dinda perlahan melupakan
mereka, memang sulit rasanya melupakan teman yang dulu sangat
dekat dengan kita tiba-tiba pergi begitu saja. Walaupun
kadang teringat lagi, tapi memang itu yang harus kita
lakukan.
Daripada kita mengharapkan orang yang mungkin tidak akan
kembali seperti dulu lagi dan juga tidak mempedulikan kita,
sebaiknya mencari teman baru yang mungkin lebih mengerti
kita.
6. Cerpen Persahabatan “Janji Persahabatan”
Aku adalah seorang siswa kelas 3 SMA yang setiap harinya menghabiskan waktu untuk mempersiapkan diri untuk masuk ke universitas impian. Untungnya, hari-hari belajarku tidak terasa membosankan karena selalu dijalani bersama ketiga sahabatku, Mira, Ana, dan Tia.
Kami adalah empat sekawan yang sudah bersahabat sejak kecil. Rumah kita yang berdekatan dan selalu masuk di sekolah yang sama membuat kami selalu menghabiskan waktu bersama.
Sautu hari, kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol. Kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya akan kami buka saat kami menerima hasil ujian masuk universitas.
Hari demi hari berlalu, sampai akhirnya hari yang kami tunggu pun tiba. Kami menerima hasil ujian masuk universitas. Hasilnya, kami berempat lulus di universitas impian masing-masing.
Kami sangat senang mendengar kabar tersebut, namun di satu sisi, kami tahu bahka kami harus berpisah karena diterima di universitas yang berbeda-beda.
Demi membuat satu kenangan lagi sebelum menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, kami memutuskan untuk kembali mengambil surat di dalam botol yang sudah dikubur waktu itu.
Setelah itu, kami membaca satu per satu surat perjanjian persahabatan yang sudah kami tulis. Ini membuat kami menjadi terharu, kemudian kami menangis bersama. Kemudian kami bersenda gurau dan membicarakan semua kenangan yang telah kami lalui bersama.
Meskipun kami akan terpisah jauh, tapi kami tahu dan berjanji agar selalu ada untuk satu sama lain. Kami akan terus mengingat janji persahabatan kita sampai kita tua nanti.
7. Cerpen Persahabatan “Sahabat Sejati”
Pagi itu di sekolah bersama 7 orang sahabatku yaitu Najla, Dian, zahawwa, Nadiya, Nisrina, Fevi dan Alfiyah sedang baris di lapangan upacara bendera 17 Agustus, Kami selalu bersama-sama kemanapun.
Walaupun kami tidak satu kelas tapi kami selalu bermain bersama-sama. Setelah libur panjang sekolah kami jarang komunikasi sehingga saat masuk sekolah kami seperti tidak peduli satu sama lain, aku juga bingung, Batinku mengucapkan “lah kok hari ini kayak gini yah?”
Aku ingin menyapa mereka tapi… Pada saat aku ingin menyapa Bell masuk berbunyi “Kriingggggg”. Yahh udah Bell nanti aja deh. Setelah selesai PBM aktif aku ingin mengajak mereka bermain, “hai!!!” Ucapku kepada Nadiya “Hai juga” Jawab Nadiya
Batinku berkata lagi “lah kok gak kayak biasanya sih, biasanya langsung main atau gak ke perpustakaan tapi kok dia kayak gak ingat gitu, kenapa yah?”
Tujuh orang sahabatku menjadi bisu seperti tidak mengenal satu sama lain, aku pun sedih, hingga pulang sekolah aku masih terpikir sampai ke rumah kenapa yah tadi gak kayak biasanya yang selalu ceria, ketawa-ketawa, senyum-senyum. Aku pun menangis sambil menulis di buku diaryku air mataku menetes ke buku diary itu.
Pilihan Editor: