Alasan DeepSeek Menjadi Sumber Kekhawatiran Amerika Serikat
Amerika Serikat dan Cina bersitegang lagi perkara teknologi kecerdasan buatan mereka. Begini alasan Amerika khawatir terhadap DeepSeek milik Cina
TEMPO.CO, Jakarta - menjadi pembicaraan hangat di Amerika Serikat hingga negara-negara daratan Eropa. Gedung Putih menyatakan kekhawatiran jika DeepSeek, kecerdasan buatan bikinan Cina telah mendapatkan keuntungan dari teknik destilasi yang dilakukan dari teknologi AI milik para pesaingnya di AS.Distilasi adalah teknik yang memanfaatkan sistem AI belajar dari sistem AI lain. Eksekutif dan Investor Silicon Valley mengatakan hal ini susah untuk dihentikan.
Kecurigaan AS dipicu oleh peluncuran model AI terbaru dari DeepSeek yang mengguncang dunia. Model AI tersebut menyaingi kecerdasan buatan miliki AS seperti OpenAI dengan biaya yang lebih rendah dan dapat diakses secara gratis.
Dikutip dari Reuters, beberapa teknolog berpendapat model AI terbaru dari DeepSeek mungkin telah belajar dari model AI AS untuk memperoleh keuntungan. Distilasi atau penyulingan dalam pengembangan AI menggunakan teknologi yang lebih lama, mapan, dan canggih untuk mengevaluasi kualitas jawaban ke teknologi yang lebih baru. Teknik ini dapat secara efektif membuat teknologi baru belajar dengan cepat dari teknologi lama. Upaya ini dapat menekan waktu dan tenaga yang dibutuhkan sehingga dapat meraih keuntungan yang besar.
Teknik penyulingan merupakan hal yang umum digunakan dalam bidang AI. Namun, penggunaannya berbeda dari apa yang dilakukan sebagian besar peneliti akademis. Selain itu, teknik tersebut merupakan pelanggaran terhadap ketentuan layanan beberapa model AI di AS yang mulai diberlakukan beberapa tahun terakhir, termasuk OpenAI.
Pembuat ChatGPT menyatakan pihaknya mengetahui ada kelompom di Tiongkok yang aktif mencoba mereplikasi model AI AS melalui teknik penyulingan. Juru bicara ChatGPT menyatakan saat ini mereka sedang meninjau DeepSeek terkait percobaan penyulingan terhadap teknologi yang dimilikinya.
Naveen Rao, wakil presiden AI di Databricks yang berkantor di San Fransisco, menyatakan dirinya tidak menggunakan teknik ini karena ada ketentuan yang melarang. Ia berpendapat bahwa belajar dari pesaing adalah hal yang wajar dalam industri AI.
"Sejujurnya, ini terjadi dalam setiap skenario. Persaingan adalah hal yang nyata, dan ketika informasi itu dapat diekstraksi, Anda akan mengekstraknya dan mencoba untuk menang," kata Rao. "Kita semua mencoba menjadi warga negara yang baik, tetapi kita semua bersaing pada saat yang sama," imbuhnya.
Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS yang mengawasi kontrol ekspor masa depan teknologi Ai, menngatakan kepada Senat As pada sidang konformasi bahwa tampakya DeepSeek telah menyalahgunakan teknologi AI AS. Ia berjanji untuk melakukan pembatasan.
"Saya tidak percaya bahwa dilakukan secara terbuka. Itu tidak masuk akal," kata Lutnick. "Saya akan bersikap tegas dalam upaya kami untuk membatasi dan menegakkan pembatasan tersebut agar kami tetap menjadi yang terdepan" tambahnya