Bahlil targetkan konsumsi listrik 6.500 kWh capai ekonomi 8 persen

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya menargetkan masyarakat untuk ...

Bahlil targetkan konsumsi listrik 6.500 kWh capai ekonomi 8 persen
Untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka kita dorong menjadi 6.000-6.500 (kwh) per kapita

Sumedang, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya menargetkan masyarakat untuk menggunakan daya listrik sebesar 6.500 kilowatt-hour (kWh) per kapita untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai Astacita Presiden.

"Untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka kita dorong menjadi 6.000-6.500 (kwh) per kapita," kata Bahlil di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin.

Ia menyatakan saat ini konsumsi listrik di masyarakat sekitar 4.500-5.000 kWh per kapita, apabila disiasati naik menjadi 5.500-6.000 kWh, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 6--7 persen.

Oleh karena itu, menurut dia, sejalan dengan upaya peningkatan konsumsi listrik masyarakat, pihaknya tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang ditambah sebesar 71 gigawatt (GW), dengan jaringan kurang lebih sekitar 48 ribu kilometer sirkuit atau 8 ribu kilometer panjang jaringan.

Bahlil menyampaikan pembangunan jaringan itu nantinya didesain terhubung dengan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang potensinya mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW).

"Jaringan yang dulu dipasang, tidak didesain untuk menjemput tempat-tempat di mana kita membangun energi baru terbarukan. Karena itu kita mendorong untuk membangun jaringan ke depan kurang lebih sekitar 8 ribu kilometer," ujarnya.

Sebelumnya Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah akan memberikan porsi lebih besar bagi pihak swasta untuk membangun pembangkit listrik dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang ditambah sebesar 71 gigawatt (GW).

Bahlil di Sumedang, Jawa Barat, Senin, mengatakan rencana pelibatan swasta tersebut akan dituangkan dalam skema Independent Power Producer (IPP) yang dilakukan melalui pelelangan proyek, dengan porsi 60 persen dari total tambahan daya listrik dalam RUPTL.

"Jadi 71 gigawatt itu porsi yang paling besar, kurang lebih sekitar 60 persen kita akan serahkan kepada swasta,” kata Bahlil.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025