Bank DBS Indonesia Beri Pendanaan Rp 250 Miliar untuk Startup Peternakan Chickin
Bank DBS Indonesia memberi pendanaan berupa pinjaman sebesar Rp 250 miliar untuk startup peternakan ayam Chickin pada Senin (20/1).
Bank DBS Indonesia memberi pendanaan berupa pinjaman sebesar Rp 250 miliar untuk startup peternakan ayam Chickin pada Senin (20/1). Co-founder dan Chief Executive Officer Chickin Tubagus Syailendra Wangsadisastra menyebutkan dana ini akan dipakai untuk efisiensi perusahaan.
“Kami akan gunakan dana ini untuk efisiensi karena sebelumnya banyak dana yang kami kelola berasal dari unsecured loan contohnya P2P lending yang masih sangat mahal,” ujarnya dalam wawancara di Gedung Bank DBS, Jakarta, Senin (20/1).
Tubagus juga menjelaskan mereka ingin melakukan efisiensi lewat pemotongan biaya dana bank alias cost of fund alih-alih memotong biaya operasional atau opex. Cost of fund sendiri merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh lembaga keuangan atas penggunaan dana dari sumber lain.
Ia juga menilai sebuah perusahaan teknologi seharusnya tidak hanya fokus mengembangkan teknologi. Oleh sebab itu, pihaknya sekarang tengah meningkatkan tata kelola perusahaan alias governance dan merapikan data serta backend perusahaan. Tubagus tidak menjelaskan apakah efisiensi yang ia maksud juga terkait dengan jumlah karyawan.
Chickin sendiri sudah memiliki 12 ribu kandang dari mitra peternak yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, mayoritas peternak yang mereka layani ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Startup ini menawarkan aplikasi Chickin, perangkat manajemen peternakan CI TOUCH, dan sistem contract farming. Untuk sistem terakhir ini, peternak cukup membesarkan ayam dan nantinya Chickin yang menjual daging ayam ini ke mitra mereka.
Dari seluruh kandang mitra peternak itu, ada sekitar 10% peternak yang tergabung dalam contract farming. Dalam catatan Tubagus, jumlah peternak ini masih sekitar 2% dari seluruh pangsa pasar Indonesia.
“Tapi kami tidak ingin agresif meningkatkan pangsa pasar, tapi bagaimana menyeimbangkan pertumbuhan dan kesehatan bisnis. Kalau memang berharap, kami ingin pertumbuhan dua kali lipat,” kata Tubagus.
Melansir catatan DailySocial, pada Oktober 2024 lalu Chickin mendapat pendanaan sebesar US$ 20 juta atau Rp 315 miliar. Ini terdiri dari US$ 15 juta pendanaan ekuitas dan US$ 5 juta debt.
Investor yang berpartisipasi meliputi Granite Asia, Integra Partners, Asian Development Bank, 500 SEA, East Ventures, Aksara Ventures, dan beberapa lainnya.