Bank Mandiri (BMRI) Ungkap Bocoran Dividen, Bakal Bagi hingga Rp 33,4 Triliun
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memastikan akan membagikan dividen dari tahun buku 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo mengatakan Bank Mandiri akan mempertahankan rasio dividen 60%.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memastikan akan membagikan dividen dari tahun buku 2024. Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo mengatakan Bank Mandiri akan mempertahankan tingkat dividen payout ratio di level 60%.
Menurut Sigit rencana Bank Mandiri membagikan dividen ini sesuai dengan arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebagai pemegang saham utama. "Penentuan dividen payout ratio ini mempertimbangkan berbagai faktor untuk menjaga kondisi permodalan yang sehat, rentabilitas yang optimal, dan mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan," kata Sigit dalam Paparan Kinerja Keuangan tahun 2024, Rabu (5/2).
Sigit menjelaskan Bank Mandiri akan terus mempertahankan kinerja secara konsolidasi agar dapat terus meningkatkan nilai kepada stakeholder, khususnya pemegang saham. Menurut Sigit, kewenangan penetapan rasio dividen dimiliki oleh pemegang saham utama, yang diwakili oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN.
Jika diakumulasikan dari total laba saat ini dengan rasio sebelumnya yaitu 60%, maka Bank Mandiri berpotensi membagikan dividen Rp 33,48 triliun. Angka ini diperoleh dari hitungan konsolidasi perusahaan untuk tahun buku 2024 Rp 55,8 triliun.
Menurut catatan Katadata.co.id, BMRI sebelumnya membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar 60% atau sejumlah Rp 33,03 triliun. Nilai dividen yang dibagikan setara 60% dari total laba bersih konsolidasi 2023 perseroan yakni Rp 55,06 triliun.
Secara lebih rinci, dividen yang dibagikan oleh Bank Mandiri setara dengan harga Rp 353,95 per saham. Sebanyak Rp 17,17 triliun disetorkan ke rekening kas umum negara.
Lalu pada tahun buku 2022, BMRI membagikan dividen tunai Rp 24,7 triliun kepada pemegang saham. Dividen tersebut berasal dari 60% dari laba bersih konsolidasian . Dari nilai tersebut, besaran dividen per lembar saham Bank Mandiri mencapai Rp 529,34.
Bank Mandiri Optimistis Kinerja 2025 Tumbuh Positif
Selain dividen Sigit menyampaikan di tahun 2025, perkirakan laba akan tetap tumbuh positif. Bank Mandiri memastikan bahwa pertumbuhan laba yang berkelanjutan akan berasal dari keseimbangan antara ekspansi bisnis yang sehat serta profitabilitas yang terjaga.
"Kami memahami adanya tantangan, seperti likuiditas yang masih tetap menantang serta proyeksi penurunan suku bunga acuan yang akan terus dilakukan," tuturnya.
Namun demikian, kata Sigit, Bank Mandiri optimis dapat menjalankan penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga dengan tetap menjaga NIM yang stabil di tengah isu pengetatan likuiditas.
Dari sisi kredit, Bank Mandiri tetap mendominasi industri perbankan dengan menjaga pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata industri. Pertumbuhan ini akan didorong baik di segmen komersial maupun retail untuk mengoptimalkan potensi yang ada, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
"Kami menargetkan pertumbuhan pada sektor-sektor yang prospektif dan tradisional, yang sesuai dengan kelompok internal kami, seperti industri makanan dan minuman, jasa kesehatan, telekomunikasi, dan energi," ujar Sigit.
Sigit juga mengatakan Bank Mandiri beraspirasi untuk menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga di atas rata-rata industri dan juga ingin agar pertumbuhan dana pihak ketiga ini tetap dapat menjaga posisi likuiditas di level yang optimal.
Selain itu, bank pelat merah akan fokus pada transaksi transaksional dengan mendorong transaksi nasabah baik retail maupun komersial, untuk menjaga posisi likuiditas. Terutama melalui strategi pertumbuhan berbasis ekosistem dan optimalisasi platform digital Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga memprioritaskan untuk menjaga kualitas aset yang baik dengan cara memperkuat penerapan manajemen risiko, dengan pendekatan yang lebih selektif serta memastikan diversifikasi yang lebih baik untuk mengurangi risiko konsentrasi.
"Kami menargetkan rasio NPL yang tetap stabil di tahun 2025," katanya. Sigit menilai sangat penting untuk menjaga portofolio kredit berkualitas sebagai komponen penting menopang profitabilitas yang berkelanjutan.