Bank Mandiri Catat Pengguna Aplikasi Livin' Mencapai 29,3 Juta, Nilai Transaksi Tembus Rp 4.027 Triliun
Bank Mandiri menyebutkan sepanjang 2024, frekuensi transaksi Livin' by Mandiri tercatat 3,87 miliar transaksi.
TEMPO.CO, Jakarta - PT (Persero) Tbk. mencatat nilai melalui aplikasi Livin’ by Mandiri mencapai Rp 4.027 triliun sepanjang 2024. Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama menyebut angka itu meningkat 23 persen dibandingkan nilai transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 3.271 triliun.
“Livin' by Mandiri di tahun 2024 ini terus menunjukkan pertumbuhan yang solid,” ucap Timothy dalam pemaparan kinerja kuartal IV Bank Mandiri yang digelar secara virtual pada Rabu, 5 Februari 2025. Ia menjelaskan, pengguna aplikasi Livin’ mencapai 29,3 juta atau tumbuh 29 persen secara tahunan. Pada 2024, sekitar 85 persen baru Bank Mandiri membuka rekening melalui aplikasi tersebut.
Sementara sepanjang 2024, frekuensi transaksi Livin’ by Mandiri tercatat 3,87 miliar transaksi. Angka ini naik 38 persen secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 2,81 miliar transaksi.
Timothy menjelaskan, pendapatan non-bunga melalui aplikasi Livin’ mencapai Rp 2,62 triliun, atau tumbuh 21 persen secara tahunan. Pada tahun sebelumnya, pendapatan non-bunga tercatat Rp 2,17 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo juga melaporkan kinerja keuangan perusahaan sepanjang 2024. Ia mengatakan, Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 55,8 triliun pada 2024.
Angka tersebut naik dari perolehan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 55,06 triliun. “Bank Mandiri membukukan kinerja yang terjaga dengan baik dengan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun atau tumbuh positif 1,31 persen secara year on year,” ujar Sigit pada Rabu, 5 Februari 2025.
Menyitir laporan Bank Mandiri, perusahaan mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 102 triliun, atau tumbuh 6,12 persen secara tahunan. Sementara pendapatan non-bunga sejumlah Rp 42,3 triliun, atau meningkat 4,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian pendapatan operasional sebelum pencadangan atau pre-provisioning operating profit Bank Mandiri tercatat Rp 88 triliun atau tumbuh 3,77 persen secara tahunan.
Bank Mandiri juga mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024. Angka itu turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya. “Profitabilitas juga terjaga dengan baik yang ditunjukkan oleh return on equity yang mencapai 24,2 persen,” ujar Sigit.
Sigit menerangkan, pertumbuhan positif Bank Mandiri juga diiringi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). “DPK atau dana masyarakat mencapai Rp 1.699 triliun atau tumbuh 7,73 persen secara year on year,” katanya. Angka itu meningkat dibandingkan DPK pada 2023 yang sebesar Rp 1.576,95 triliun.
“Pertumbuhan DPK perseroan yang kuat di tengah ketatnya likuiditas di industri semakin memberikan optimisme kepada kami karena didorong oleh dana murah atau CASA (Current Account Saving Account),” ujar Sigit. Peningkatan rasio CASA Bank Mandiri pada 2024 mencapai 80,3 persen atau tumbuh 91 basis poin secara tahunan.
Adapun total aset bank pelat merah ini pada 2024 tercatat sebesar Rp 2.427 triliun. Total aset Bank Mandiri naik 11,6 persen dibandingkan aset pada tahun sebelumnya, yakni Rp 2.174,22 triliun.