Benjamin Netanyahu Dukung Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Palestina dari Gaza
Benjamin Netanyahu memuji usulan Presiden Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza.
![Benjamin Netanyahu Dukung Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Palestina dari Gaza](https://statik.tempo.co/data/2025/02/05/id_1374924/1374924_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel menilai tidak ada yang salah dengan gagasan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengusir warga Palestina dari Gaza. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu pada Rabu, 5 Februari 2025 usai ucapan Trump tersebut menuai kritik internasional.
Dilansir dari Reuters, kelompok-kelompok HAM mengecam usulan Trump. Mereka menilai pemindahan itu sebagai pembersihan etnis sekaligus pengambilalihan Gaza oleh AS.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Netanyahu tidak secara eksplisit berbicara tentang gagasan kalau AS ingin mengambil alih Jalur Gaza, tetapi Netanyahu menyiratkan dukungan terhadap gagasan "mengizinkan warga Gaza yang ingin pergi untuk pergi.”
"Maksud saya, apa yang salah dengan itu? Mereka dapat pergi, mereka kemudian dapat kembali, mereka dapat pindah dan kembali. Tetapi, Anda harus membangun kembali Gaza,” kata Netanyahu.
Netanyahu mengatakan dia tidak menyangka Trump menyarankan pengiriman pasukan AS untuk melawan Hamas di Gaza atau bahwa Washington akan membiayai upaya pembangunan kembali Gaza.
"Ini adalah ide bagus pertama yang pernah saya dengar," ujarnya. "Ini adalah ide yang luar biasa, dan menurut saya ide ini harus benar-benar dikejar, diteliti, dan dilakukan. Sebab menurut saya ide ini akan menciptakan masa depan yang berbeda untuk semua orang."
Sejak 25 Januari, Trump telah berulang kali menyarankan agar warga Palestina di Gaza ditampung dulu oleh negara-negara Arab di regional seperti Mesir dan Yordania. Namun ide itu ditolak oleh negara-negara Arab dan pemimpin Palestina.
Para pembantu Trump membela usulannya tetapi menarik diri dari beberapa bagiannya setelah mendapat kecaman internasional.
Serangan militer sekutu AS, Israel, di Gaza, yang sekarang dihentikan sementara oleh gencatan senjata yang rapuh, telah menewaskan lebih dari 47 ribu warga Palestina dalam 16 bulan terakhir berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza. Hal ini memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang yang kemudian dibantah Israel.
Serangan itu membuat hampir seluruh warga Gaza mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan.
Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun terjadi pada 7 Oktober 2023, ketika anggota menyerang Israel. Serangan itu diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik