BI nilai padi gogo perkuat stabilitas harga pangan di Bali

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menilai sistem pertanian menggunakan benih padi gogo yang ditanam ...

BI nilai padi gogo perkuat stabilitas harga pangan di Bali

Denpasar, Bali (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menilai sistem pertanian menggunakan benih padi gogo yang ditanam pada lahan kering berpotensi memperkuat stabilitas harga pangan di Pulau Dewata.

"Penanaman padi gogo itu penting untuk mendukung swasembada pangan," kata Kepala Perwakilan BI Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Bali, Senin.

Ia berharap dari swasembada pangan itu mendorong ketahanan pangan dan harga pangan yang stabil.

Kantor perwakilan bank sentral itu mencatat stabilitas harga di Pulau Dewata selama 2024 cukup stabil dengan capaian inflasi sebesar 2,34 persen.

Capaian itu berada dalam rentang target pemerintah terhadap inflasi 2024 yakni 1,5-3,5 persen.

Pemerintah Provinsi Bali memilih padi gogo untuk menghidupkan lahan "tidur" yang kurang produktif karena kondisi tanah kering menjadi lahan yang produktif.

Berdasarkan catatan Pemprov Bali, saat ini terdapat seluas 68.560 hektare lahan sawah produktif di Pulau Dewata dan lahan kering yang berpotensi mencapai 281.902 hektare.

Dari jumlah keseluruhan potensi lahan kering itu, sebanyak 52.571 hektare atau 18,71 persen di antaranya berada di Kabupaten Karangasem.

Untuk itu, sebagai percontohan penanaman padi gogo, Pemprov Bali dan instansi terkait lain memilih Desa Bugbug, Karangasem seluas dua hektare untuk ditanami benih padi gogo dengan varietas Inpago 9 yang diperkirakan mampu memproduksi 6,9 ton per hektare atau melampaui produksi nasional 5,4 ton per hektare.

Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada menambahkan target luasan tanam benih padi gogo di Bali pada 2025 mencapai 155 ribu hektare.

BI berharap pihaknya dapat berkontribusi optimal untuk menjaga stabilitas harga, sebagai salah satu lembaga yang memiliki peran mengendalikan inflasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama pemerintah baik level kabupaten/kota dan provinsi.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025