BTN Syariah Diprediksi Jadi Pemain Utama di Bisnis Perbankan Syariah
BTN Syariah memiliki basis pertumbuhan bisnis yang solid dan keunikan yang tidak dimiliki UUS dan BUS lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – , (UUS) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) diperkirakan akan menjadi pesaing utama di industri perbankan syariah nasional jika sudah resmi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) sebelum akhir 2025 ini.
Pasalnya, memiliki basis pertumbuhan bisnis yang solid dan keunikan yang tidak dimiliki UUS dan BUS lainnya.
BTN Syariah terus mencatatkan pertumbuhan yang pesat dalam kinerja keuangannya.
Total aset telah mencapai Rp 58 triliun per kuartal III-2024, bertumbuh double digit atau 19,2 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 48 triliun.
Per akhir 2024, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengungkapkan, aset telah mencapai Rp60 triliun.
“Kalau hitungan saya, dengan kecepatan yang sama, seharusnya (dalam waktu) tiga tahun (aset) sudah (mencapai) Rp100 triliun,” ujar Nixon di Jakarta belum lama ini.
Baru-baru ini, BTN selaku induk usaha mewujudkan keseriusannya untuk mengembangkan melalui pengumuman akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS).
BVIS akan diintegrasikan dengan sebagai bagian dari proses spin-off menjadi BUS, yang diharapkan dapat selesai pada semester II-2025.
Menurut Nixon, memiliki potensi menjadi pemain besar di industri perbankan syariah karena ditunjang kapabilitas dan keunikannya sebagai UUS yang saat ini memimpin pasar KPR berbasis syariah di Indonesia.
Berdasarkan data BTN Syariah, saat ini market share BTN Syariah di pasar KPR syariah di Indonesia telah mencapai lebih dari 90 persen.
Baca juga:
“(Dengan berubah dari UUS menjadi BUS) kepercayaan masyarakat segmen syariah akan jauh lebih tinggi, karena menurut mereka, UUS itu masih setengah-setengah atau abu-abu."
"Kalau sudah clear, black or white, kepercayaan atau trust level-nya naik. Sehingga, biasanya yang pertama naik itu DPK (dana pihak ketiga). Hitungan kami seperti itu,” ujar Nixon.
Dari sisi pembiayaan, juga turut menopang kiprah induknya di Program Tiga Juta Rumah melalui penyaluran pembiayaan rumah subsidi dengan menggunakan akad syariah.