Cara Meningkatkan Profit Organisasi dengan Implementasi Manajemen Aset Berbasis ISO 55001

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, ASEAN Eng (Dosen Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta) Pada awal tahun 2024 lalu saya mendapatkan kesempatan luar biasa...

Cara Meningkatkan Profit Organisasi dengan Implementasi Manajemen Aset Berbasis ISO 55001

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, ASEAN Eng (Dosen Jurusan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta)

Pada awal tahun 2024 lalu saya mendapatkan kesempatan luar biasa untuk berkolaborasi dengan PT Samudera Pelabuhan Indonesia dalam satu Focus Group Discussion (FGD) tentang bagaimana implementasi manajemen aset di pelabuhan. Satu hal yang menarik dari acara ini adalah tema yang diangkat yaitu "Peningkatan profit perusahaan dengan implementasi manajemen aset."

Bisa jadi muncul pertanyaan bagaimana bisa implementasi manajemen aset khususnya yang berbasis ISO 55001 bisa meningkatkan profit dalam organisasi?

Sebelumnya akan kita bahas terlebih dahulu apa itu aset dan manajemen aset. Aset menurut ISO 55000 merujuk pada segala sesuatu yang mempunyai nilai aktual atau nilai potensial bagi organisasi. Sedangkan manajemen aset adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk merealisasikan nilai dari aset.

Dalam proses realisasi nilai tersebut dilakukan dengan cara menjaga keseimbangan dari tiga aspek yaitu biaya, risiko dan kinerja dari aset. Dengan kata lain bagaimana kinerja aset yang diharapkan bisa dicapai dengan biaya dan risiko yang seminimal mungkin. Hal ini bisa dimulai dengan menerjemahkan tujuan atau rencana strategis organisasi ke dalam keputusan, rencana, dan aktivitas yang terkait dengan aset dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko.

Di dalam TheIAM Conceptual Model of Asset Management, proses menerjemahkan rencana strategis organisasi ini bisa dibagi menjadi enam grup yaitu Strategy & Planning, Asset Management Decision Making, Life Cycle Delivery, Asset Information, Oraganisation & People, dan Risk & Review. Sehingga rencana strategis organisasi ini (misalnya rencana strategisnya adalah mencapai satu nilai profit tertentu) yang kemudian akan terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam penentuan dan pengembangan Strategy & Planning yang berhubungan dengan aset.

Proses ini tentu saja harus mendapatkan dukungan penuh dari organisasi berupa proses pengambilan keputusan yang efektif dalam rangka memaksimalkan realisasi nilai dari aset tersebut di sepanjang umur aset (Asset Management Decision Making) serta sumber daya di organisasi mulai dari komitmen dari manajemen puncak hingga semua jajaran yang relevan (Organisation & People).

Semua itu akan bermuara pada proses Lifecycle Delivery yang terdiri dari aktivitas akuisisi, perawatan, penggunaan, dan disposal dari aset. Semua proses tadi akan didukung oleh data dan informasi relevan yang dibutuhkan (Asset Information).

Jika kita melihat praktik baik implementasi manajemen aset di Indonesia, maka ini tidak bisa lepas dari implementasi manajemen aset berbasis ISO 55001 yang dilakukan di PT PLN dan anak-anak perusahaannya, misalnya PT PLN Nusantara Power (PLN NP) yang sudah menerapkan manajemen aset sejak tahun 2004 hingga saat ini.

Melihat kembali bahwa manajemen aset harus menyeimbangkan tiga aspek (biaya, risiko, dan kinerja), PT PLN NP mempunyai capaian yang luar biasa di mana dampak implementasi manajemen aset terlihat dari kinerja asetnya berupa Equivalent Availability Factor (EAF) yang naik signifikan sejak 2004 hingga saat ini. Artinya semakin tua usia asetnya semakin bagus kinerjanya.

Bisa jadi muncul peryataan bahwa wajar sasja kinerjanya naik karena terdapat dukungan dana yang besar. Semakin besar dukungan finansial maka semakin bagus juga keandalan asetnya.

Namun aset dengan kinerja yang semakin bagus itu dihasilkan dengan biaya pemeliharaan yang cenderung menurun (data dari PT PLN NP dari tahun 2012-2019) dan dengan risiko (berupa EFOR: Equivalent Forced Outage Rate) yang juga cenderung menurun. Sehingga dengan dengan kenaikan kinerja ini tentu saja akan meningkatkan profitabilitas. Profit ini akan semakin baik dengan menurunnya biaya perawatan dan risiko.

Sehingga bisa dipahami bahwa aset ada untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi dan manajemen aset diimplementasi bukan berfokus pada asetnya tetapi bagaimana aset tersebut bisa mendukung pencapaian tujuan organisasi.