Sekeluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Ponorogo, Tumirah Sebut Rasa Makanan Aneh: Kuah Hambar
Tumirah dan keluarganya menjadi korban keracunan massal di Ponorogo. Bahkan, empat anggota keluarga Tumirah, harus dirawat di rumah sakit.
TRIBUNNEWS.com - Seorang pekerja Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten , Jawa Timur, bernama Tumirah, menjadi korban .
Tak sendiri, keluarga Tumirah juga turut menjadi korban sebab ikut mengonsumsi hidangan buka puasa dari ponpes.
Menurut Tumirah, hidangan sate gulai yang menjadi menu buka puasa terasa aneh, tidak seperti sate gulai pada umumnya.
Ia menyebut daging kambingnya terasa lebih empuk dan tidak ada rasa alot.
Tak hanya itu, kata Tumirah, kuah gulai terasa hambar.
"Biasanya sate itu kan agak alot, ya. Tapi, itu empuk dan rasanya (kuah) seperti hambar," ungkap Tumirah, Selasa (4/2/2025), dikutip dari Kompas.com.
Baca juga:
Diketahui, keluarga Tumirah menjadi korban , bermula saat Tumirah membawa pulang sate gulai ke rumah, Kamis (30/1/2025).
Tetapi, pada Jumat (31/1/2025), seluruh keluarga mengalami gejala demam, pusing, mual, muntah, hingga diare.
Bahkan, empat anggota keluarga Tumirah, termasuk dirinya, harus dirawat di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) .
"Empat orang dibawa ke rumah sakit. Saya, bapak, anak saya, dan keponakan," kata Tumirah.
"Sekarang lemasnya sudah berkurang," imbuh dia.
Berbeda dari Tumirah, dua warga , Kecamatan Sawoo, yang menyantap hidangan sate gulai saat acara zikir fida', Kamis, mengaku tidak ada yang aneh pada makanan tersebut.
Sebagai informasi, hidangan acara di dan ponpes di Desa Belang berasal dari katering yang sama.
Azis, warga , mengaku sate gulai yang ia santap terasa enak.