Debat Pilgub Jatim, Strategi Berbeda Tiga Cagub Jatim Hadapi Perubahan Iklim: Dari Tanggul Hingga Kebijakan
Debat Pilgub Jatim, Strategi Berbeda Tiga Cagub Jatim Hadapi Perubahan Iklim: Dari Tanggul Hingga Kebijakan. ????Perubahan iklim menjadi perhatian utama dalam debat kandidat Cagub Jatim. Ketiga kandidat mengusung strategi berbeda dalam menghadapi tantangan tersebut. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Perubahan iklim menjadi perhatian utama dalam debat kandidat Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub Jatim). Ketiga kandidat mengusung strategi berbeda dalam menghadapi tantangan tersebut, mulai dari pembangunan infrastruktur, rehabilitasi lingkungan, hingga kebijakan mitigasi perubahan iklim yang terintegrasi.
Cagub nomor urut 3, Tri Rismaharini, menitikberatkan pada pembangunan tanggul dan penanaman hutan untuk mencegah bencana hidrometeorologi seperti banjir rob dan longsor. Risma menilai langkah antisipasi penting dilakukan agar kawasan rentan tetap aman dari dampak perubahan iklim.
“Saat hidrometeorologi yang cukup besar, maka kita bisa menjamin bahwa kawasan-kawasan tersebut bisa aman dari longsor dan banjir,” ujar Risma.
Ia menambahkan, kawasan rentan longsor perlu dikelola dengan baik melalui penanaman kembali pohon-pohon. Selain itu, tanggul yang direncanakan di kawasan Bangkalan hingga Sumenep tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga dimanfaatkan untuk infrastruktur ramah lingkungan seperti jalur kereta api.
“Ketika jalan tersebut sudah bisa diakses, maka kita bangun rel tersebut untuk infrastruktur yang lebih maksimal, untuk kereta api, karena dengan angkutan kereta api itu bisa lebih mudah dan lebih murah,” terang Risma.
Sementara itu, Cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa, fokus pada rehabilitasi hutan dan pencegahan erosi di kawasan pegunungan. Menurut Khofifah, langkah ini penting untuk mengatasi kebakaran hutan dan menjaga ekosistem dataran tinggi di Jawa Timur.
“Kita mencari format memastikan hutan-hutan di gunung ini bisa kita semai, bisa menjadi bagian dari penyimpan air, bagaimana melakukan modifikasinya. Maka semua elemen yang terkait dengan erosiding akan kita libatkan bersama,” ungkap Khofifah.
Ia menambahkan bahwa penyemaian massal di kawasan pegunungan telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut, bekerja sama dengan TNI AU untuk penyemaian melalui udara. Langkah ini bertujuan menjaga hutan dan mengatasi erosi yang menjadi tantangan utama di dataran tinggi.
Berbeda dari dua kandidat lainnya, Cagub nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, menekankan pentingnya kebijakan yang tepat sebagai langkah mitigasi perubahan iklim. Menurut Luluk, kerusakan lingkungan kerap disebabkan oleh kebijakan yang tidak tepat sasaran.
“Apa yang perlu kita renungkan adalah bahwa kerusakan di darat dan di laut itu disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Oleh karena itu, tidak ada takdir terkait perubahan iklim, kecuali ada orang yang serakah dan kebijakan yang tidak tepat,” jelas Luluk.
Ia mengacu pada Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 12 Tahun 2024, yang mengamanatkan gubernur untuk menyusun target mitigasi perubahan iklim. Luluk berkomitmen menjadikan mitigasi perubahan iklim sebagai program prioritas, khususnya untuk melindungi sektor agrikultur dan perikanan.
“Kami akan memastikan bahwa perubahan iklim ini harus dimitigasi secara baik, sehingga kita bisa menyelamatkan agrikultur, petani, dan nelayan kita,” pungkasnya.[asg/kun]