Dokter Bagi Tips Puasa bagi Pemilik Komorbid
Dokter menyarankan pemilik komorbid berkonsultasi terlebih dulu dengan tenaga medis sebelum menjalankan puasa. Berikut hal yang perlu diperhatikan.
![Dokter Bagi Tips Puasa bagi Pemilik Komorbid](https://statik.tempo.co/data/2022/03/19/id_1096366/1096366_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Ramadan, dokter umum Zoya Marie Adyasa membagi tips berpuasa bagi pemilik komorbid atau penyakit penyerta. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyarankan pemilik berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum menjalankan puasa.
"Bila kondisinya cukup parah atau sering bolak-balik ke rumah sakit, dengan kondisi tertentu yang perlu pemantauan khusus, konsultasikan ke dokter, baik dokter penyakit dalam atau dokter gizi," kata Zoya dalam diskusi kesehatan di Jakarta Pusat pada Rabu, 12 Februari 2025.
Kemudian, penderita komorbid saat harus memperhatikan pola konsumsi obat yang telah dianjurkan secara rutin. "Yang paling penting adalah bila sudah minum obat rutin, tetap minum obat, terutama penderita kolesterol, karena obat itu membantu mengontrol kadar lemak dalam tubuh," ujarnya.
Jaga pola makan
Konselor genomika GSI Lab itu juga mengatakan penderita
komorbid harus mengusahakan aktivitas fisik, salah satunya bisa
dengan memperbanyak melangkah. Selain itu, Zoya menambahkan
penderita komorbid perlu menjaga pola makan saat akan
untuk menjaga stamina tubuh dengan memperhatikan variasi menu
dan porsi yang akan dikonsumsi.
"Kuncinya variasikan makanan. Tidak ada makanan yang benar-benar harus kita hindari atau jahat, yang penting bervariasi. Porsi, mau makanannya sehat tapi porsinya enggak cukup, misalnya oke saya makan sayur tapi cuma sedikit saja, itu akan lapar, enggak akan kuat puasa. Tetap boleh ada karbohidrat, lemak, misalnya ada manis-manis. Tapi tetap sayur dan protein yang cukup harus mendominasi," jelasnya.
Komorbid adalah kondisi ketika orang mengidap dua atau lebih masalah kesehatan secara bersamaan. "Penyakit komorbid paling sering yang dialami masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kolesterol, adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, hingga dislipidemia atau gangguan dari kadar lemak," paparnya.
Pilihan Editor: