Efisiensi Anggaran dan Pelantikan Deddy Corbuzier, Pengamat: Ubur-ubur Ikan Lele

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan di tengah seruan efisiensi anggaran Presiden Prabowo dinilai sakiti perasaan rakyat.

Efisiensi Anggaran dan Pelantikan Deddy Corbuzier, Pengamat: Ubur-ubur Ikan Lele

TRIBUNNEWS.COM - Pelantikan Staf Khusus Menteri Pertahanan (Stafsus Menhan), termasuk Deddy Corbuzier, di tengah instruksi yang disampaikan Presiden dinilai menyakiti perasaan rakyat.

Hal itu diungkapkan pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, .

Secara umum, Pangi sebenarnya mendukung yang dilakukan Presiden Prabowo.

Tetapi, sejumlah keputusan dinilai kontradiktif, seperti pelantikan beserta Asisten Khusus Menhan dan Stafsus lainnya.

"Di satu sisi pemerintah bicara , tetapi perekrutan staf khusus menyakit perasaan-perasaan di daerah, khususnya mereka yang dirumahkan (akibat )," ungkap Pangi dalam program Overview Tribunnews, Rabu (12/2/2025).

Selain itu, kompetensi menjabat Stafsus Menhan dinilai Pangi patut dipertanyakan.

"Deddy Corbuzier kalau kita lihat, mohon maaf, dia memang raja di media baru, di podcast-podcast, tapi kalau kita lihat kompetensi, kualifikasinya, menurut saya patut kita pertanyakan," ungkapnya.

Pangi bilang, ia setuju efisiensi sejumlah anggaran seperti perjalanan dinas ke luar negeri, studi banding, hingga forum group discussion (FGD) yang tidak produktif.

Tetapi, di sisi lain pemerintah menunjukkan ketidakkonsistenan.

"Misalnya kementerian baru makin ditambah, kemudian perekrutan pos-pos wakil menteri yang begitu paling gemuk dalam sejarah Indonesia."

"Tapi pada saat yang sama bicara efisiensi anggaran, jadi 'Jaka Sambung, kok nggak nyambung', seperti sindiran ubur-ubur ikan lele, kok nggak nyambung le," ungkapnya.

Baca juga:

Lebih lanjut, menurut Pangi, yang dilakukan tidak merata.

"Lucunya lagi, ada anggaran-anggaran seperti tidak boleh diganggu, seperti sangat penting gitu kan, ada yang tidak boleh diutak-atik, sedangkan anggaran pendidikan boleh."

"Ini tidak linier, membuat publik curiga itikad niat baiknya efisiensi, tapi yang dikorbankan anggaran kesehatan misalnya," ungkap Pangi.