Ekonomi Papua Barat Tumbuh Paling Tinggi, Melesat 20,8% Imbas Proyek Gas Tangguh

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat yang mencapai 20, 8% pada tahun lalu didorong oleh kenaikan produksi migas dari dari proyek LNG Tangguh Train 3.

Ekonomi Papua Barat Tumbuh Paling Tinggi, Melesat 20,8% Imbas Proyek Gas Tangguh

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, Papua Barat menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada 2024. Ekonomi Papua Barat melesat 20,8% berkat peningkatan produksi migas hasil dari proyek LNG Tangguh Train 3.

"Pertumbuhan yang tinggi di Papua Barat didorong oleh peningkatan output industri migas karena ada penambahan Train 3 Tangguh," ujar Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Konferensi Pers, Rabu (5/2). 

Kilang gas alam cair atau LNG Tangguh Train 3 di Papua Barat beroperasi secara komersial sejak Oktober 2023. Hasil produksi dari proyek ini meningkatkan kapasitas produksi tahunan Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun.

Kilang Tangguh Train merupakan proyek strategis nasional dengan nilai investasi mencapai US$ 4,83 miliar atau setara dengan Rp72,45 triliun. Kilang ini memproduksi LNG terbesar di Indonesia dan diharapkan berkontribusi  signifikan mendukung target produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030. 

Pertumbuhan ekonomi Papua Barat mendongkran ekonomi wilayah Pulau Maluku dan Papua yang tercayay mencapai 7,81% pada 2024. Wilayah ini mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia tetapi kontribusinya hanya 2,69% terhadap ekonomi Indonesia. 

“Pertumbuhan ekonomi di Pulau Bali Nusra, Kalimantan, dan Sulawesi serta Maluku dan Papua tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Amalia  (5/2).

Ia menjelaskan, ekonomi di wilayah Pulau Bali Nusra tumbuh hingga 5,04%, Pulau Kalimantan tumbuh  5,52% dan Pulau Sulawesi tumbuh 6,18%. Sedangkan Pulau Jawa yang kontibusinya mencapai lebih dari separuh ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,92%. Pulau Sumatra yang memiliki kontribusi terbesar kedua atau 22,12% juga hanya tumbuh 4,45%. 

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 sebesar 5,03% atau lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,05%. Capaian pertumbuhan ekonomi ini juga lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024 yang mencapai 5,2%.

“Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% secara tahunan pada kuartal IV 2024 dan 5,03% sepanjang tahun 2024," ujar Amalia.

Amalia menjelaskan, ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto atas dasar harga berlaku pada 2024 tercatat sebesar Rp 22.138,96 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp 12.920,28 triliun. PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2023 tercatat sebesar Rp 20.301,48 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan tercatat Rp 12.301,48 triliun.