Fariz RM Luncurkan Album di Usia 66 Tahun, Berikut Sosoknya
Sejak 1970-an, Fariz RM sudah mencetak lebih dari 21 album solo. Jumlah ini belum termasuk album duet dan kolaborasi lainnya.
TEMPO.CO, Jakarta - Musisi senior Indonesia memulai 2025 dengan perilisan album barunya betajuk To Another Page: A Compilation Fariz RM. Peluncuran ini digelar bersamaan dengan ulang tahunnya yang ke-66.
Peluncuran album barunya digelar di ballroom Hotel Oria, Jakarta, pada Sabtu, 11 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh Komunitas Fantastic Fariz RM dan banyak musisi senior lainnya seperti dan Rika Roeslan. Turut hadir pula Keenan Nasution dan Addie MS, musisi yang pernah terlibat langsung dalam karir musik Fariz RM.
Fariz RM dikenal sebagai salah satu jenius Indonesia. Karya-karyanya bermakna dalam, dengan musikalitas tinggi yang tidak lekang dimakan waktu. Selain itu, Fariz RM adalah satu di antara sedikit musisi yang bisa memainkan semua alat musik, sebut saja piano, kibor, gitar, bas, drum, alat musik tiup sampai alat musik dawai. Salah satu alat musik yang menjadi ikon dan selalu menjadi andalannya adalah Keytar.
Musikus Fariz Rutam Munaf, atau Fariz R.M, mulai belajar piano sejak berusia lima tahun kepada ibunya, Anna Reijnenberg. Menginjak bangku SMA, ia sering mengisi acara musik di sekolahnya, SMA 3 Teladan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Dikutip dari Itbpress.id, Fariz RM merupakan lulusan dari SMA 3 Jakarta, satu sekolah dengan Addie MS. Keduanya pernah terlibat proyek operet pada acara perpisahan dan grup vokal sekolah bersama dengan Adjie Soetama dan Iman R.N. Bersama Addie MS, Adjie Soetama, Raidy Noor, dan Ikang Fawzi, Fariz pernah menjadi juara ketiga lomba cipta lagu remaja yang diadakan oleh Radio Prambors Jakarta pada 1977.
Setelah lulus SMA, Fariz melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung jurusan Seni RUpa pada 1978. Di Bandung, ia bergabung pada dua grup musik beraliran rock, Giant Step da The Rollies. Di Giant Step, ia menjadi musisi pengganti untuk posisi kibor, sementara di The Rollies, ia menggantikan posisi drum. Selain dua grup ini, di Bandung, Fariz juga pernah mengiringi kelompok musik pimpinan Harry Roesli, Harry Roesli Kharisma pada 1979.
Pada 1980, Pada dekade 1980-an, Fariz R.M. mulai bersinar sebagai musikus solo, terutama setelah album dan lagu Sakura (1980), Nada Kasih (1987), dan Barcelona (1988). Di album keduanya, Sakura, Fariz menggunakan sistem rekam overdubbed. Fariz memainkan berbagai instrumen musik seperti drum, kibor, gitar, bas, dan perkusi sendirian.
Fariz RM terus berkarya hingga menghasilkan puluhan album baru. Sekitar lebih dari 21 album solo sejak 1980-an telah ia cetak. Jumlah ini belum termasuk album duet dan kolaborasi.
Pada 2007, publik dikejutkan dengan penangkapan Fariz RM atas kasus narkoba. Ia divonis pidana selama delapan bulan. Pada 6 Januari 2015, ia kembali ditangkap Subnit Narkotika Jakarta Selatan setelah kedapatan membawa psikotropika jenis heroin, satu paket ganja dan alat hisap sabu. Kemudian, untuk ketiga kalinya, pada 2018, musikus senior itu kembali kedapatan mengonsumsi sabu. Ia mengaku mengonsumsi sabu agar tubuhnya tetap fit ddan bugar.
Kepada para wartawan, Fariz RM mengaku sangat menyesali perbuatannya yang untuk ketiga kalinya ditangkap karena kasus narkoba. “Jelas ini bukan contoh yang baik,” ujar Fariz pada Ahad, 28 Agustus 2018.
Adam Prireza, Rully Kesuma, Syafrial Arifin, Bodi CH, Yosep Arkian, dan Nurdiansyah berkontribusi dalam penulisan artikel ini