Gunung Lewotobi Laki-laki Kritis Lagi, Letusan November Lalu Eksplosif dan Mematikan

Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai fase kritis dan potensi erupsi besar semakin meningkat.

Gunung Lewotobi Laki-laki Kritis Lagi, Letusan November Lalu Eksplosif dan Mematikan

TEMPO.CO, Jakarta - Laki laki di Flores Timur, NTT, kembali berstatus awas per hari ini, Rabu 13 Februari 2025. Gunung api ini meletus terakhir pada 4 November 2024 lalu yang menyebabkan 10 orang warga desa di zona bahaya tewas. Tepat sehari menjelang Natal lalu, telah sempat menurunkan statusnya kembali ke Level Siaga.

Pada 4 November lalu, erupsi yang terjadi mengejutkan sekalipun terjadi dalam status Awas. Saat itu Gunung Lewotobi Laki laki mengeluarkan letusan yang eksplosif--berbeda daripada sebelum-sebelumnya yang bertipe strombolian. Letusan juga didahului hanya oleh peningkatan intensitas dalam, sedangkan gempa vulkanik dangkal malah melemah. Itu tidak biasanya pula terjadi.

Strombolian adalah tipe letusan gunung api berenergi rendah, dengan volume material letusan kecil hingga sedang serta sporadis. Diduga ada sumbatan yang menahan aliran magma menuju kawah hingga mengubah karakter letusan dua bulan lalu menjadi mematikan. Bagaimana dengan yang terjadi saat ini?

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, meningkatnya aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) per Kamis pagi, pukul 03.00 waktu setempat (02.00 WIB) menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik telah mencapai fase kritis dan potensi erupsi besar semakin meningkat. Cahaya pijar yang terlihat samar pada malam hari di sekitar puncak juga mengindikasikan adanya pergerakan lava menuju permukaan.

Berdasarkan data kegempaan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, periode 5-13 Februari, tercatat 43 kali gempa letusan, 987 kali gempa embusan, dan 388 kali gempa harmonik. "Selain itu, gempa vulkanik dangkal yang meningkat mengindikasikan aktivitas magma dalam kantung magma semakin intens dan bergerak menuju permukaan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Kamis, 13 Februari 2025.

BNPB menyebutkan peningkatan jumlah gempa embusan dan harmonik menandakan adanya pergerakan fluida dan pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan-rekahan di dalam gunung. Tak hanya itu, rekahan yang terbentuk di sisi barat laut puncak Gunung Lewotobi Laki-laki juga disampaikan berpotensi mempercepat terjadinya erupsi. Meskipun jumlah gempa tektonik lokal masih stabil pada periode sebelumnya, fenomena ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berpengaruh pada aktivitas erupsi gunung.

"Selain itu, getaran banjir yang berkurang seiring berkurangnya intensitas hujan tetap perlu diantisipasi, mengingat material hasil erupsi yang terendapkan dapat menjadi lahar saat terjadi hujan lebat," kata dia.

Lonjakan aktivitas kegempaan yang terjadi semakin memperkuat indikasi bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase kritis. Terjadi peningkatan mendadak gempa vulkanik pada Selasa, 11 Februari 2025, pukul 22.00 WITA, yang berlanjut hingga Kamis, 13 Februari 2025, pukul 00.00 WITA dan masih berlangsung hingga laporan dibuat pada Kamis pagi.

"Dengan adanya tren peningkatan aktivitas vulkanik ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari otoritas terkait," kata Muhari. 

BNPB, kata dia, mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki agar tetap waspada dan menghindari aktivitas dalam zona bahaya yang telah ditetapkan. Masyarakat juga diminta untuk menyiapkan perbekalan darurat, seperti makanan, air minum, obat-obatan, dan dokumen penting dalam tas siaga. "Selain itu, jalur evakuasi serta titik kumpul harus dipastikan dalam kondisi jelas dan mudah diakses," kata dia.