Hamas: Jenazah Sandera Israel Berada di Bawah Reruntuhan, IDF Malah Halangi Alat Berat Masuk Gaza

Hamas mengatakan penundaan Israel akan masuknya alat-alat berat alat penggali reruntuhan puing berdampak pada ekstraksi jenazah sandera Israel sendiri

Hamas: Jenazah Sandera Israel Berada di Bawah Reruntuhan, IDF Malah Halangi Alat Berat Masuk Gaza

Hamas: Jenazah Sandera Berada di Bawah Reruntuhan, Malah Halangi Alat Berat Masuk Gaza

 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Palestina, , Jumat (7/2/2025) menyatakan kalau penundaan yang dilakukan masuknya alat-alat berat ke Jalur Gaza berdampak pada ekstraksi jenazah para , menurut laporan Agence France-Presse (AFP).

Hamas menyiratkan, jenazah sejumlah yang ada di Gaza kini berada di bawah reruntuhan bangunan yang hancur karena bombardemen militer (IDF).

"Mencegah masuknya peralatan berat dan mesin yang dibutuhkan untuk menyingkirkan 55 juta ton puing... tidak diragukan lagi akan memengaruhi kemampuan (personel milisi) perlawanan untuk mengeluarkan sandera (Israel) yang tewas dari bawah reruntuhan," kata Salama Marouf, juru bicara kantor media di Gaza, kepada wartawan.

Baca juga:

Sebelumnya, juru bicara Abdul Latif al-Qanoua mengatakan bahwa militer (IDF) terus menunda penerapan protokol kemanusiaan, khususnya terkait tempat berlindung, tenda, peralatan pemindahan puing, bahan bakar, dan kebutuhan rekonstruksi.

“Kami telah mendesak para mediator untuk mengintensifkan upaya mereka, menekan pendudukan untuk mematuhi protokol kemanusiaan”, kata al-Qanoua.

Ia menambahkan bahwa Hamas tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata untuk "melayani kepentingan rakyat kami," dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua negara yang menolak pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tentang relokasi penduduk Gaza.

Baca juga:

Hari ini, dijadwalkan akan merilis daftar nama tawanan yang akan dibebaskan pada hari Sabtu dalam putaran pertukaran tawanan berikutnya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Langgar Gencatan Senjata

Hamas, juga menuduh melakukan beberapa pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang sedang berlangsung dalam kerangka pertukaran dengan tahanan Palestina.

Tuduhan ini dilontarkan Hamas, sehari sebelum jadwal pertukaran tiga sandera Israel dengan tahanan Palestina dalam putaran kelima atau putaran terakhir tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza.

Baca juga:

"Selain menunda masuknya ratusan truk yang membawa makanan dan pasokan kemanusiaan lainnya, mengatakan hanya mengizinkan masuk sebagian kecil tenda dan rumah mobil yang dibutuhkan untuk menyediakan tempat berlindung bagi orang-orang yang kembali ke rumah mereka yang hancur karena bom," tulis laporan Anews, Jumat.

Tuduhan Hamas ini kian menambah kerapuhan kesepakatan yang terjadi antara milisi Palestina dengan Israel tersebut.

Baca juga:

Kesepakatan pertukaran sandera-tahanan ini kian rapuh saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial yang menuai kecaman publik internasional.

Baca juga: