Hamas Tunda Pertukaran Sandera, Brigade Al-Qassam: Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Hamas mengumumkan untuk menunda pertukaran sandera, jubir Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida sebut Israel melanggar perjanjian gencatan senjata di Gaza.
![Hamas Tunda Pertukaran Sandera, Brigade Al-Qassam: Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sandera-Israel-dibebaskan-2r2r2323.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Abu Ubaida, juru bicara Brigade Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan pembebasan tahanan Israel yang ditahan oleh akan ditunda.
Brigade Al-Qassam dijadwalkan akan membebaskan tahanan Israel pada Sabtu (15/2/2025) minggu ini, namun mereka mengumumkan untuk menunda pertukaran tersebut.
Penundaan ini terjadi setelah memantau pasukan Israel yang terus melanggar sejumlah komitmen dalam perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati oleh kedua pihak.
"Selama tiga minggu terakhir, pimpinan perlawanan telah memantau pelanggaran dan kegagalan musuh dalam mematuhi ketentuan perjanjian. Mulai dari menunda pemulangan para pengungsi ke Jalur Gaza utara, hingga menargetkan mereka dengan penembakan dan tembakan," kata Abu Ubaida dalam pernyataannya di Telegram, Senin (10/2/2025).
"Di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dan kegagalan mendatangkan pasokan bantuan dalam segala bentuk seperti yang disepakati, sementara perlawanan telah melaksanakan semua kewajibannya," lanjutnya.
Abu Ubaida memperingatkan Israel untuk menjalankan komitmen perjanjian gencatan senjata.
"Oleh karena itu, penyerahan tahanan Zionis yang dijadwalkan akan dibebaskan Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan hingga pendudukan berkomitmen dan memberikan kompensasi atas hak-hak selama beberapa minggu terakhir secara retroaktif,"
"Kami menegaskan komitmen kami terhadap ketentuan perjanjian selama pendudukan berkomitmen terhadapnya," tambahnya.
Sejumlah pelanggaran yang dilakukan Israel selama perjanjian gencatan senjata berlangsung sejak 19 Januari 2025:
- Menunda pemulangan para pengungsi ke Jalur Gaza utara.
- Menargetkan rakyat kami dengan pengeboman dan penembakan, dan membunuh banyak dari mereka di berbagai wilayah Jalur Gaza.
- Menghambat masuknya kebutuhan tempat berlindung seperti tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan mesin pembersih puing untuk mengambil mayat.
- Menunda masuknya obat-obatan dan keperluan yang dibutuhkan rumah sakit untuk merenovasi rumah sakit dan sektor kesehatan.
Hamas menekankan mereka telah melaporkan pelanggaran yang dilakukan Israel kepada mediator Qatar, Mesir, dan sekutu Israel, Amerika Serikat (AS).
Baca juga:
"Perlawanan telah menghitung pelanggaran yang dilakukan Israel dan memberikannya kepada para mediator saat pelanggaran itu terjadi, namun pendudukan (Israel) tetap melanjutkan pelanggarannya," kata dalam pernyataannya.
Abu Ubaida menekankan penundaan pembebasan tahanan Israel merupakan pesan peringatan bagi pendudukan Israel dan untuk menekan agar mematuhi ketentuan perjanjian secara ketat.
"Maksud dari pengumuman ini lima hari penuh sebelum tanggal penyerahan tahanan adalah untuk memberi mediator kesempatan yang cukup untuk menekan pendudukan agar melaksanakan kewajibannya, dan agar tetap membuka pintu untuk melaksanakan pertukaran tepat waktu jika pendudukan mematuhi kewajibannya," kata Abu Ubaida.
Sejauh ini, Israel dan telah melakukan lima gelombang pertukaran sandera sejak perjanjian gencatan senjata dimulai:
- 19 Januari 2025: membebaskan tiga sandera Israel, sementara Israel membebaskan 90 tahanan .
- 25 Januari 2025: Empat tentara wanita Israel ditukar dengan 200 tahanan .
- 30 Januari 2025: Tiga sandera Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan 110 tahanan .
- 1 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan .
- 8 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan .
Sesuai perjanjian gencatan senjata, akan membebaskan 33 sandera Israel pada tahap pertama, dengan imbalan pembebasan ratusan warga .
Saat ini, mediator sedang berupaya menengahi perundingan tahap kedua antara Israel dan .
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)