ID Food Majukan Musim Giling Gula ke April–Juli 2025, Ini Alasannya

ID Food memajukan jadwal giling gula tahun ini ke April - Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 14%, dengan target produksi total mencapai 350.000 ton.

ID Food Majukan Musim Giling Gula ke April–Juli 2025, Ini Alasannya

PT Rajawali Nusantara Indonesia () berencana mempercepat musim giling gula pada tahun ini, yang biasanya berlangsung antara Mei hingga Agustus, menjadi April hingga Juli 2025. Perubahan ini dilakukan akibat percepatan masa tanam yang menyebabkan sejumlah daerah siap panen lebih awal.

Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto, mengungkapkan bahwa percepatan ini merupakan permintaan petani . Dari sisi teknis, ID Food telah memastikan kesiapan mesin produksi di enam pabrik gulanya.

"Kami akan mulai proses giling pada April 2025 karena petani tebu menghendakinya. Secara teknis, mesin produksi kami siap," ujar Sis dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu (5/2).

Target Produksi dan Efisiensi Rendemen

ID Food menargetkan produksi gula tahun ini meningkat 14% menjadi 350.000 ton, meskipun pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 16,28%. Tahun 2023, produksi ID Food naik dari 264.000 ton menjadi 307.000 ton.

Sis menjelaskan bahwa peningkatan produksi didorong oleh efisiensi rendemen, yang meningkat dari 7,65% pada tahun lalu menjadi 7,75% tahun ini. Meski demikian, ID Food masih menghadapi tantangan untuk mencapai level rendemen 8%.

Selain itu, pertumbuhan produksi juga ditopang oleh peningkatan luas tanam dan produksi tebu lokal. Produktivitas perkebunan tebu diproyeksikan meningkat dari 5 ton per hektare menjadi 7 ton per hektare.

Perluasan lahan tanam juga dilakukan oleh beberapa perusahaan, termasuk Perum Perhutani yang menambah kebun tebu seluas 6.000 hektare. "Mayoritas perluasan tanam terjadi di Jawa Timur. Banyak pekarangan rumah di Malang kini ditanami tebu karena harga dan rendemen yang bagus," kata Sis.

Upaya Mendorong Produksi Gula Domestik

Untuk meningkatkan produksi gula nasional, ID Food akan menggandeng Lembaga Masyarakat Desa Hutan dalam memperluas lahan tanam tebu, khususnya di wilayah pedesaan.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Investasi tengah mengembangkan proyek Food Estate di Merauke, Papua Selatan, untuk menjadi pusat industri gula dan bioetanol nasional.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kemenves, Edy Junaedi, menyebut bahwa proyek ini ditargetkan menghasilkan 2 juta ton gula per tahun serta 200 juta liter bioetanol.

"Kami sedang mendorong agar Food Estate di Merauke dapat menghasilkan gula sebanyak 2 juta ton per tahun dan bioetanol hingga 200 juta liter per tahun," ujar Edy dalam dialog Executive Meeting di Jakarta, Senin (18/11).

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan pembangunan pabrik gula di kawasan tersebut akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta pihak swasta. Investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini diperkirakan mencapai Rp 2,5 hingga Rp 3 triliun.

"Mudah-mudahan tahun depan pembangunan sudah bisa dimulai," kata Amran di Kantor KSP Jakarta, Senin (20/11).

Menurut Amran, kolaborasi dengan swasta merupakan langkah strategis untuk mengurangi beban modal pemerintah sekaligus meningkatkan produksi gula domestik.

Sejauh ini, sudah ada 10 pabrik gula yang dibangun melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta, termasuk pabrik gula Bombana di Sulawesi Tenggara milik PT Jhonlin Batu Mandiri (JBM).

"Dulu kami bangun 10 pabrik gula dari swasta. Semua sekarang sudah beroperasi di Bombana, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Bahkan, di Palembang ada pabrik gula di rawa pertama di dunia," kata Amran.

Reporter: Andi M. Arief