Ide Terbaru Natalius Pigai: Kampung Redam
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai berencana membangun Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian (Redam) di daerah-daerah yang pernah menjadi titik konflik sosial masyarakat. Kampung Redam ini nantinya bakal menjadi...
![Ide Terbaru Natalius Pigai: Kampung Redam](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/aktivis-asal-papua-natalius_211007112236-263.jpg)
Menteri HAM Natalius Pigai.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai berencana membangun Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian (Redam) di daerah-daerah yang pernah menjadi titik konflik sosial masyarakat. Kampung Redam ini nantinya bakal menjadi pusat pemasyarakatan nilai-nilai HAM.
Pigai menyoroti ada cukup banyak daerah atau kampung di Indonesia yang pernah terlibat konflik sosial dengan berbagai macam bentuknya. "Ada (konflik) yang dianggap sudah selesai atau pun yang sewaktu-waktu masih saja terjadi baik dalam skala kecil maupun besar. Nah kami ingin hadir dalam suatu bentuk atau model yang lebih kuat lagi sehingga tercipta perdamaian dan juga keadilan,” kata Pigai di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Pigai menjelaskan tahap awal menuju ialah pemetaan daerah-daerah konflik se-Indonesia termasuk kejadian-kejadian di masa lalu yang menyita perhatian publik dalam skala besar. Pigai mencontohkan konflik Ambon, Poso, Papua, Kalimantan, Aceh, Lampung akan masuk dalam pemetaan itu.
“Dan ada juga yang sifatnya konflik sosial antar geng misalnya dalam skala kampung itu kita akan intervensi juga sehingga menjadi model kampung yang mengedepankan rekonsiliasi dan mendorong semangat perdamaian,” ujar Pigai.
Selain pemetaan, ide kampung Redam akan dilengkapi dengan sistem informasi yang bisa memantau sewaktu-waktu kondisi kampung. Kampung Redam nantinya akan dipimpin langsung oleh masyarakat setempat yang mewakili kelompok sosial yang terlibat konflik.
“Di tempat-tempat itu nantinya kita akan buatkan juga monumen Rekonsiliasi dan Perdamaian agar ada pesan kuat untuk siapa pun untuk tidak mengulang lagi perisitiwa yang sama serta mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan kehidupan sosial yang berkeadilan. Itu semangat yang ingin kami dorong. Pun jika semuanya siap monumen ini bisa juga menjadi tempat wisata bagi masyarakat,” ujar Pigai.
Pigai menyebut masyarakat di Kampung Redam juga dibekali dengan aspek-aspek pemasyarakatan nilai-nilai HAM. Kampung Redam pun ikut melakukan program pemulihan baik terkait rehabilitasi, restitusi maupun kompensasi.
“Dengan adanya Kampung REDAM ini kita ingin memastikan Indonesia ini memiliki integrasi sosial yang lebih kuat lagi, persaudaraannya terjaga, persatuannya sebagai bangsa juga makin kuat dan pada ujungnya kita sebagai bangsa juga akan semakin kuat,” ucap Pigai.
Loading...