IHSG Sesi I Anjlok 2,27% ke 6.947 Imbas Perang Dagang Trump
Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap sejumlah negara membuat pelaku pasar khawatir dan IHSG tertekan.
Indeks Harga Saham Gabungan atau ditutup anjlok 2,27% atau 161,43 poin ke level 6.947 pada perdagangan saham sesi pertama awal pekan ini, Senin (3/2).
Menurut riset Henan Putihrai Sekuritas, anjloknya IHSG pada siang ini dipicu oleh pengumuman Presiden AS , pada 1 Februari 2025 mengenai penerapan tarif impor baru terhadap sejumlah negara mitra dagang. Kebijakan tersebut mencakup tarif 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 10% untuk barang-barang asal Cina, yang mulai diberlakukan pada 4 Februari 2025.
Impor minyak dari Kanada juga dikenakan pajak sebesar 10%, dengan rencana pengenaan tarif tambahan untuk minyak dan gas pada pertengahan Februari 2025. Kebijakan ini menambah kekhawatiran para pelaku pasar dan menekan pergerakan IHSG.
Eskalasi perang dagang ini berpotensi menekan pasar keuangan global dan domestik. Menguatnya dolar AS dapat memberikan tekanan pada mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang berpotensi mempengaruhi IHSG. Selain itu, kenaikan harga komoditas seperti minyak dapat meningkatkan biaya produksi dan transportasi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi inflasi domestik.
“Investor disarankan untuk memantau perkembangan kebijakan perdagangan internasional dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio untuk mengelola risiko yang timbul akibat ketidakpastian pasar,” demikian tertulis tim analis Henan Putihrai Sekuritas dalam risetnya, Senin (3/2).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham mencapai Rp 6,51 triliun dengan volume 8,90 miliar saham dan frekuensi sebanyak 800,2 ribu kali. Sebanyak 143 saham menguat, 510 saham terkoreksi, dan 302 saham tidak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar IHSG sesi pertama siang ini mencapai Rp 12.017 triliun.
Sebelas sektor saham yang ada di BEI terpantau merosot. Saham-saham bahan baku mencatat penurunan terbesar yakni sebesar 3,02%. Saham sektor bahan baku yang merosot, misalnya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang turun 2,16% ke level Rp 1.360 per lembar saham.
Di sisi lain, indeks bursa utama Asia mayoritas melemah. Indeks Straits Times turun 0,41%, Nikkei anjlok 2,88%, dan Hang Seng terkoreksi 1,02%. Sedangkan Shanghai Composite stagnan.
Saham yang naik paling tinggi (top gainers):
- PT Bank Nationalnobu (NOBU) naik 10,91% ke Rp 610
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) naik 6,56% ke Rp 47.900
- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) naik 2,34% ke Rp 655
- PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) naik 4% ke Rp 156
- PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) naik 4,43% ke Rp 2.120
Saham yang turun paling dalam (top losers):
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 17,06% ke Rp 9.600
- PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) turun 14,33% ke Rp 6.875
- PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) turun 2,44% ke Rp 8.000
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,38% ke Rp 9.225
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun 6,09% ke Rp 8.475