Indonesia Tegas Menolak Usulan Relokasi Warga Palestina

Kementerian Luar Negeri RI memastikan Indonesia merelokasi warga Palestina karena sama dengan menghambat terwujudnya Negara Palestina yang merdeka

Indonesia Tegas Menolak Usulan Relokasi Warga Palestina

TEMPO.CO, Jakarta - dalam unggahan di X memastikan Indonesia menolak segala upaya paksa untuk merelokasi warga Palestina atau mengubah komposisi demografis Wilayah Pendudukan Palestina. Sebab tindakan semacam itu akan menghambat terwujudnya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sebagaimana dicita-citakan oleh Solusi Dua Negara berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

"Indonesia menyerukan kepada komunitas internasional untuk memastikan penghormatan terhadap hukum internasional, khususnya hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri serta hak mendasar untuk kembali ke tanah air mereka," demikian unggahan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu, 5 Februari 2025. 

Indonesia menegaskan lagi bahwa satu-satunya jalan layak menuju perdamaian abadi di kawasan adalah menyelesaikan akar penyebab konflik yakni pendudukan ilegal dan berkepanjangan oleh Israel atas wilayah Palestina.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 4 Februari 2025, membuat geger saat mengutarakan niat akan mengambil alih Jalur Gaza setelah dikecamuk perang. Trump ingin memindahkan warga Palestina di Gaza ke tempat lain. Dia juga mengatakan akan mengembangkan ekonomi di Gaza. 

Trump tidak memberikan detail soal rencananya itu, yang disampaikan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Pengumuman tersebut menyusul usulan mengejutkan Trump pada Selasa, 4 Februari 2025, yang ingin memindahkan secara permanen dari Gaza ke negara-negara tetangga. Ia menyebut daerah kantong tersebut sebagai lokasi pembongkaran.

"Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi itu. Jika diperlukan, kami akan melakukannya, kami akan mengambil alih bagian itu, kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan pekerjaan, dan itu akan menjadi sesuatu yang bisa membuat seluruh Timur Tengah bangga," kata Trump.

Ketika ditanya siapa yang akan tinggal di sana, mengatakan bahwa tempat itu bisa menjadi rumah bagi masyarakat dunia. Ia meramalkan tempat itu mungkin akan menjadi "Riviera" di Timur Tengah. Riviera dalam bahasa Italia adalah garis pantai atau wilayah pesisir.  

Pilihan editor: 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik