Jepang Khawatir Dampak Tarif Baru AS Terhadap Ekonomi Global  

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang menyampaikan kekhawatiran serius atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Pemerintah Jepang menilai kebijakan ini dapat berdampak besar pada...

Jepang Khawatir Dampak Tarif Baru AS Terhadap Ekonomi Global   

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang menyampaikan kekhawatiran serius atas kebijakan yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap China, Kanada, dan Meksiko. Pemerintah menilai kebijakan ini dapat berdampak besar pada ekonomi global.  

"Kami sangat khawatir dengan kemungkinan dampaknya terhadap ekonomi global," kata Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato dalam sebuah program televisi, seperti dilaporkan Kyodo News, Senin (3/2/2025). Ia menegaskan pentingnya mengevaluasi pergerakan nilai tukar asing serta kebijakan moneter di AS, yang merupakan mitra dagang utama Jepang.  

Presiden AS, Donald Trump, pada Sabtu (1/2/2025), mengumumkan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10 persen untuk barang dari China. Kebijakan ini mendapat kritik tajam dan ancaman tindakan balasan dari ketiga negara tersebut.  

Kanada merespons dengan cepat dengan menerapkan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap impor dari AS. Sementara itu, China mengkritik keras kebijakan tersebut, meskipun masih membuka jalan untuk berdialog dengan AS agar konflik ini tidak semakin memburuk.  

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Keuangan dan Perdagangan China menyebut pihaknya akan mengajukan gugatan terhadap kebijakan tarif Trump di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Selain itu, China memperingatkan akan mengambil "tindakan balasan" yang belum disebutkan secara rinci, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa. 

Ketegangan dagang yang meningkat ini juga menjadi perhatian Jepang, mengingat perekonomiannya sangat bergantung pada perdagangan internasional. Oleh karena itu, Kato menekankan pentingnya memahami dampak kebijakan tarif AS terhadap perekonomian Jepang, terutama dalam menghadapi potensi lonjakan inflasi.  

"Kami akan harus melihat secara cermat bagaimana Jepang akan terdampak secara khusus dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan (sebagai respons)," ujar Kato, mengacu pada kekhawatiran inflasi akibat tarif besar yang diberlakukan Washington, dikutip dari Anadolu Agency.  

Sebagai respons terhadap kebijakan tarif besar yang diterapkan Trump, saham di Tokyo dan Seoul jatuh lebih dari 2 persen pada perdagangan awal Senin hari ini. Indeks Nikkei Tokyo turun 2,70 persen atau 1.067,17 poin menjadi 38.505,32, sementara indeks Topix yang lebih luas kehilangan 2,47 persen atau 68,87 poin menjadi 2.719,79. Penurunan ini dipimpin oleh produsen mobil, dengan Toyota Motor dan Honda Motor masing-masing turun 4 persen dan 6 persen.  

Dilansir dari laman Channel News Asia, semua 33 sub-indeks sektor di Bursa Saham Tokyo mengalami penurunan, dengan indeks produsen mobil jatuh 4,8 persen, menjadi sektor dengan kinerja terburuk. Sementara itu, indeks KOSPI Seoul turun 2,15 persen menjadi 2.463 pada perdagangan awal.  

Saham Wall Street juga menunjukkan penurunan pada Jumat pekan lalu setelah pengumuman tarif baru yang diumumkan Trump, dengan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada, meskipun ada pakta perdagangan bebas regional, dan tarif 10 persen tambahan untuk China, selain tarif yang sudah berlaku. Sebelumnya, saham AS menunjukkan kinerja positif, didorong oleh hasil Apple dan data inflasi AS yang memenuhi ekspektasi.