Jurnalis Investigasi Global Kecam Pemotongan Dana USAID
Jaringan Jurnalisme Investigasi Global (GIJN) menolak pemotongan dana USAID dari sejumlah redaksi media dunia.
![Jurnalis Investigasi Global Kecam Pemotongan Dana USAID](https://statik.tempo.co/data/2025/02/04/id_1374641/1374641_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Jurnalisme Global atau Global Investigative Journalism Network (GIJN) angkat bicara soal penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau sebagaimana kebijakan Presiden Donald Trump. Organisasi itu mendesak pemulihan dana USAID.
Dilansir dari rilis resmi pada Jumat, 7 Februari 2025, GIJN menyerukan kepada pejabat terpilih di AS—termasuk di tingkat lokal dan negara bagian—untuk membalikkan tindakan bencana dengan menahan dana USAID dari ruang redaksi investigasi independen, organisasi hak asasi manusia, kesehatan, dan kemanusiaan di seluruh dunia.
GIJN menuturkan bahwa dana bantuan USAID ini mendukung investigasi jurnalistik terhadap korupsi dan kejahatan pemerintah. Menurut mereka, dana ini telah memainkan peran penting dalam meminta pertanggungjawaban otokrasi dan oligarki atas kegiatan global mereka yang rakus.
Menurut GIJN, serangan terhadap ruang redaksi ini lewat pemotongan pendanaan USAID oleh otokrat dan oligarki menunjukkan seberapa efektif ruang redaksi dalam peliputan mereka.
"Memotong dana ini berarti ruang redaksi investigasi, seperti yang ada di Afrika, Asia, Amerika Latin, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Kepulauan Pasifik akan terhalang atau sama sekali tidak dapat melanjutkan pelaporan yang sangat berharga ini," kata keterangan resmi GIJN.
GIJN mencatat bahwa para editor, produser, dan reporter pemberani di bawah organisasi mereka telah mengalami serangan fisik yang hebat dan pelecehan secara daring dan langsung yang terus-menerus.
Mereka bahkan sering diusir dari negara mereka, dipenjara, dipukuli, atau dibunuh. GIJN juga membantah bahwa laporan mereka dipengaruhi oleh kepentingan USAID.
"Organisasi anggota kami telah berulang kali menunjukkan bahwa pelaporan mereka independen dan tidak mendapat tekanan dari pejabat atau staf USAID—dan hasil investigasi mereka menunjukkan bahwa mereka melaporkan tanpa rasa takut atau pilih kasih," tulis laporan itu.
GIJN menuturkan bahwa redaksi-redaksi di bahwa organisasinya telah dipastikan transparansi dan independensinya sebelum diberikan keanggotaan GIJN. Mereka memainkan peran penting setiap hari dalam memeriksa penyalahgunaan kekuasaan dan kekayaan oleh para penguasa global dan nasional yang otokratis.
Menurut catatan GIJN, dalam banyak kasus redaksi-redaksi ini memberikan peringatan dini tentang ancaman terhadap demokrasi di seluruh dunia. Mereka menjadi harapan terakhir untuk melestarikan atau memulihkan demokrasi dan kebebasan.
"Jadi, sekali lagi, kami menyerukan kepada para pemimpin terpilih di AS untuk meninjau dan membatalkan pemotongan dana USAID dari redaksi-redaksi investigasi independen dan mengembalikan dana tersebut," kata laporan tersebut.
Adapun sejumlah kinerja jurnalistik anggota GIJN di
antaranya:
1. Proyek data dan investigasi yang mengungkap kemungkinan
kejahatan perang dan dampaknya pada masyarakat lokal, termasuk
perang di Ukraina dan genosida di Gaza;
2. Mengungkap keterlibatan kelompok bersenjata non-negara dalam
bisnis penculikan di Afrika;
3. Mengungkap penggundulan hutan ilegal di Amerika Latin dan
Asia, dan dampaknya terhadap lingkungan;
4. Analisis dan pelaporan data tingkat lanjut yang mengungkap
aliran uang gelap, kasus korupsi, dan operasi kejahatan
terorganisasi yang memengaruhi warga di semua wilayah.